Rabu, 11 Juni 2014

TUGAS RESENSI BUKU GARIS-GARIS BESAR SEJARAH AMERIKA





 




Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Suranto, M.Pd





Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



TUGAS RESENSI BUKU GARIS-GARIS BESAR SEJARAH AMERIKA

Judul Buku                  : Garis-garis Besar Sejarah Amerika
Penulis                         :
Ahli Bahasa                 :
Bahasa                         : Indonesia
Penerbit                       :
Tempat Terbit              :
Tahun Terbit                :
Jumlah Halaman          : 224
Tebal Halaman            : 224
ISBN                           :

ULASAN ISI BUKU
Awal 1600-an terjadi gelombang besar emigrasi dari Eropa yang kebanyakan Inggris ke Amerika Utara dengan menyeberangi Atlantik lama selama 6-12 minggu untuk menghindari penindasan politik, mencari kebebasan, mempraktikkan ajaran agama mereka.  Pada 1630-an, aturan sewenang-wenangnya dikeluarkan raja Inggris Charles I yang merangsang gelombang migrasi.  Selama pergolakan religius abad ke-16, Puritan berupaya mereformasi Gereja Inggris dari dalam dan muncullah perjanjian Mayflower.  Gelombang baru imigran tiba di pesisir Teluk Massachusetts pada 1630 berbekal izin Raja Charles I untuk mendirikan koloni.  Sifat ortodoks kaku Puritan tidak disukai semua orang.  Roger Williams keberatan dengan perampasan tanah Indian oleh koloni serta mengusulkan pemisahan antara gereja dan negara.  Anne Hutchinson menentang doktrin inti teologi Puritan.  Pada 1640 Inggris memiliki koloni yang kokoh di sepanjang pantai New England dan Teluk Chesapeake, ditengahnya terdapat koloni Belanda dan komunitas kecil Swedia dan kebarat wilayah orang Indian.  Hubungan awal antara Koloni dan Pribumi Amerika merupakan campuran kerjasama dan konflik yang meletus dan terdapat relasi luar biasa yang bisa bertahan setengah abad pertama eksistensi Pennsylvania.  Kebangkitan Pribumi Amerika pertama terjadi di Virginia pada 1622 saat 347 orang kulit putih terbunuh, termasuk misionaris yang ke Jamestown.
Konflik agama dan sipil di Inggris pada pertengahan abad ke-17 membatasi imigrasi dan mengurangi perhatian negara pada koloni Amerika yang belum berpengalaman.  Koloni Teluk Massachusetts, Plymouth, Connecticut dan New Haven membentuk Konfederasi New England pada 1643.  Kaum lelaki dan wanita yang tertarik hidup di Amerika terdorong untuk pindah ke Dunia Baru namun tidak dapat membiayai ongkos perjalanan mereka dan keluarganya.  Sejak pertengahan abad 17, koloni tumbuh makmur sehingga Boston menjadi pelabuhan terbesar Amerika.  Masyarakat di koloni tengah lebih bervariasi, cosmopolitan dan toleran dibanding koloni New England.  Pada akhir periode kolonial, hampir seabad kemudian ada 30.000 orang yang tinggal disana mewakili berbagai bahasa, kepercayaan dan perniagaan.  Untuk koloni selatan didominasi penduduk pedesaan.  Penekanan kaum Puritan terhadap pembacaan langsung Alkitab menuntut pentingnya melek aksara.  Pada 1647, Koloni Teluk Massachusetts memberlakukan UU ‘ye olde deluder Satan’ yang mengharuskan setiap kota memiliki lebih dari 50 keluarga untuk mendirikan sekolah tata bahasa.  Sekolah pertama di Pennsylvania dimulai pada 1683.
Pada 1730-an, mucul adanya the Great Awakening (Kebangkitan Besar) karena ketakutan terhadap duniawi.  Pada pertengahan abad ke-17, perhatian bangsa Inggris teralihkan oleh Perang Sipil (1642-49) serta upaya Persemakmuran Puritan Oliver Cromwell dalam menyusun kebijakan colonial yang efektif.  Pada 1689, UU Hak Azasi dan UU Toleransi Inggris memastikan kebebasan beragama orang Kristen di koloni dan menerapkan pembatasan Kerajaan.  Pada awal abad 18, hampir semua koloni berada di bawah yurisdiksi langsung Kerajaan Inggris dan mengikuti aturan Revolusi Agung.  Selama abad ke-18, koloni Amerika Utara (Inggris) yang semakin matang tidak bisa dicegah untuk membentuk identitas tersendiri.  Pada 1760-an total populasi mereka melebihi 1.500.000 orang, peningkatan enam kali lipat sejak 1700.  Inggris dan Amerika baru memulai pemisahan secara terbuka pada 1763.  UU Tetes Tebu (Molasses Act) pada 1733 dengan UU Gula pada 1764 menerapkan bea cukai atau pajak larangan atas tetes tebu dari daerah non-Inggris.  Perdagangan dengan negara induk turun drastis pada musim panas 1765 karena tokoh terkemuka membentuk “Putra Kemerdekaan” (Sons of Liberty) untuk memprotes UU Stempel melalui cara-cara kasar.
Majelis Massachusetts menghimbau seluruh koloni menunjuk delegasi masing-masing untuk menghadiri “Kongres UU Stempel” di New York pada Oktober 1765 untuk mempertimbangkan permohonan keringanan kepada Kerajaan dan Parlemen.  Tahun 1767 menghasilkan UU Townshend untuk meningkatkan pemasukan, menyokong pejabat kolonial dan menopang tentara Inggris di Amerika.  Pada 1770 Parlemen memilih mundur teratur dan menghapuskan semua cukai Townshend kecuali teh yang merupakan barang mewah bagi koloni dan hanya diminum oleh sebagian kecil warga.  Pada 1772 Samuel Adams membujuk rapat kota Boston memilih “Komite Koresponden”.  Pada 1773, Inggris Raya memberikan isu yang sempurna bagi Adams dan para sekutunya.  Pada bulan Juli dibuat Petisi Perdamaian (The Olive Branch Petition) yang memohon pada Raja untuk mencegah aksi kekerasan lebih lanjut hingga menghasilkan beberapa perjanjian.  Pada Januari 1776, Thomas Paine mempublikasikan risalah 50 halaman berjudul Common Sense (Akal Sehat) yang terjual 100.000 kopi dalam tiga bulan.
Deklarasi Kemerdekaan pada 4 Juli 1776 memaparkan filosofi tentang kebebasan manusia yang akan menjadi kekuatan dinamis di seluruh dunia dan pengaruhnya yaitu Second Treatise on Government.  Pada Agustus 1776 dalam Pertempuran Long Island, New York, posisi Washington semakin tak tergoyahkan dan ia menjalankan penarikan mundur menggunakan kapal kecil dari Brooklyn ke pantai Manhattan.  Perancis mulai membantu koloni pada Mei 1776 ketika mereka mengirim 14 buah kapal bermuatan perlengkapan perang ke Amerika.  Pada 6 Februari 1778, koloni dan Perancis menandatangani Traktat Perdamaian dan Perdagangan dimana Perancis mengakui Negara Perserikatan dan menawarkan kontrak dagang serta menandatangani Traktat Persekutuan yang menjadi satu-satunya traktat pertahanan bilateral yang ditandatangani Negara Serikat hingga pada 1949.  Peperangan dimulai pada akhir 1778 dengan menguasai Savannah, Georgia.  Pada Juli 1780, Raja Perancis Louis XVI mengirim pasukan ekspedisi 6.000 orang ke Amerika di bawah pimpinan Comte Jean de Rochambeau.
Keberhasilan Revolusi membuka kesempatan bagi rakyat Amerika untuk memberikan bentuk resmi pada cita-cita mereka dan mengobati sebagian kesedihan mereka melalui UUD.  Pada 10 Mei 1776, kongres menyarankan koloni membentuk pemerintahan baru “yang memberikan kebahagiaan dan keamanan terbaik bagi warganya.”  Konferensi Annapolis mengeluarkan panggilan terhadap semua Negara bagian untuk menunjuk perwakilannya dalam konvensi yang akan dilaksanakan pada musim semi di Philadelphia.  Perkumpulan luar biasa para tokoh terkemuka dilangsungkan di Konvensi Federal pada Mei 1787.  Para negarawan abad ke-18 di Philadelphia mengikuti konsep Montesquieu tentang keseimbangan politik dalam ilmu politik.  Pada 17 September 1787 setelah 16 minggu melakukan pertimbangan, konstitusi telah selesai ditandatangani oleh 32 dari 42 delegasi yang hadir.  Konvensi memutuskan bahwa Konstitusi akan berlaku melalui ratifikasi oleh konvensi di 9 dari 13 negara bagian.  Pada 22 April 1793, Washington secara resmi membatalkan perjanjian 1778 yang memungkinkan kemerdekaan Amerika dengan memproklamasikan Amerika Serikat sebagai negara “ramah dan tidak memihak terhadap negara yang berperang.”
Pada masa awal republik ketika negara bagian Utara mempersiapkan emansipasi budak secara langsung maupun bertahap, banyak pemimpin yang menyarankan perbudakan dimusnahkan.  Penyebabnya yaitu kebangkitan industri kapas yang berkembang secara luar biasa di Selatan karena pengenalan jenis kapas baru dan penemuan mesin pemisah biji kapas oleh Eli Whitney pada 1793.  Gula tebu, hasil bumi lain yang membutuhkan banyak tenaga kerja juga berperan dalam perluasan perbudakan di Selatan.  Gagasan kebebasan mengusik rakyat Amerika Latin sejak koloni Inggris memperoleh kemerdekaan.  Gerakan kemerdekaan Amerika Latin mempertegas keyakinan akan pemerintahan otonomi.  Pada 1822 Presiden James Monroe di bawah tekanan public yang kuat menerima wewenang untuk mengakui negara Amerika Latin baru dan bertukar menteri.  Doktrin Monroe memperlihatkan semangat solidaritas dengan negara republik yang baru merdeka di Amerika Latin.  Selama Perang Saudara, Amerika Serikat memulai sistem kontrak nasional terhadap bank lokal dan regional dan kembali menggunakan bank sentral dengan dikukuhkannya sistem Cadangan Federal pada 1913.  Imigran Katolik pada paruh pertama abad ke-19 diawali orang Irlandia dan Jerman memicu reaksi negatif di antara warga Protestan yang lahir di Amerika.  Pendidikan pada abad ke-17 dan ke-18 dibatasi hanya membaca, menulis, musik, menari dan jahit menjahit.  Kebangkitan wanita dimulai dari kedatangan Frances Wright ke Amerika.  Selama dekade 1850-an, isu perbudakan memutus ikatan politik yang menyatukan Amerika Serikat.  Tanggal 1 Januari 1863, presiden Lincoln mengeluarkan suatu proklamasi emansipasi yang membebaskan budak di negara bagian memberontak dan mengajak mereka menggabungkan diri dengan pasukan bersenjata dari utara dan kaum Negro harus diberi hak kewarganegaraan sepenuhnya.  Tahun 1887, Presiden Cleveland menandatangani UU Perdagangan antar negara bagian yang melarang tarif, pooling, diskriminasi ongkos dan membentuk Komisi Perdagangan antar negara bagian agar UU tidak dilanggar dan mengatur ongkos serta praktek perkereta apian.  Hanya seperempat abad kemudian, hampir seluruh negara telah terbagi ke dalam negara bagian dan wilayah-wilayah.
Pada Juni 1906 dikeluarkan UU Hepburn.  Pada Pebruari 1915 para pemimpin militer Jerman mengumumkan akan menghancurkan semua kapal dagang yang berada di atas perairan sekitar Kepulauan Britania.  Pada 2 April 1917 setelah lima buah kapal Amerika ditenggelamkan, Wilson meminta kepada Kongres untuk memproklamirkan perang dengan merumuskan tujuan perang kalangan Sekutu yaitu dengan berpendirian teguh bahwa perjuangan bukan ditunjukkan kepada rakyat Jerman melainkan terhadap pemerintahan yang otokrasi.  Pada Juli 1946, Kongres meletakkan tanggung jawab kepada sebuah Komisi Tenaga Atom.

KELEBIHAN BUKU :
1.           Kalimat yang dituangkan dalam buku ini sudah sangat baik dan lebih mudah dimengerti karena sudah menggunakan ejaan yang disempurnakan sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca
2.         Rentetan peristiwa dalam buku ini ditulis secara kronologis sehingga tidak membingungkan dan menimbulkan sikap bertanya-tanya pembaca mengenai peristiwa yang kurang jelas atau tidak runtun
3.       Semua peristiwa yang ada dalam sejarah Amerika diceritakan secara detail sehingga pembaca memahami dengan benar bagaimana mulai awal sampai akhir proses peristiwa itu terjadi
4.     Dalam buku ini juga diselipakn beberapa gambar yang berhubungan dengan peristiwa yang diceritakan sehingga semakin menimbulkan minat baca dari pembaca dan lain-lain.

KELEMAHAN BUKU :
1.    Dalam setiap sub bab tidak dicantumkan nomor, tapi hanya dicantumkan sub babnya saja sehingga membingungkan pembaca dalam membacanya

SARAN :
1.         Sebaiknya setiap sub bab diberi nomor sehingga pembaca tidak bingung dan bisa membedakan pergantian dari sub bab satu ke sub bab yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar