Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Suranto, M.Pd
Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
TUGAS
RESENSI BUKU GARIS-GARIS BESAR SEJARAH AMERIKA
Judul Buku : Garis-garis Besar Sejarah
Amerika
Penulis :
Ahli Bahasa :
Bahasa : Indonesia
Penerbit :
Tempat Terbit :
Tahun Terbit :
Jumlah Halaman : 224
Tebal Halaman : 224
ISBN :
ULASAN ISI BUKU
Awal 1600-an terjadi gelombang besar emigrasi
dari Eropa yang kebanyakan Inggris ke Amerika Utara dengan menyeberangi
Atlantik lama selama 6-12 minggu untuk menghindari penindasan politik, mencari
kebebasan, mempraktikkan ajaran agama mereka.
Pada 1630-an, aturan sewenang-wenangnya dikeluarkan raja Inggris Charles
I yang merangsang gelombang migrasi. Selama
pergolakan religius abad ke-16, Puritan berupaya mereformasi Gereja Inggris
dari dalam dan muncullah perjanjian Mayflower.
Gelombang baru imigran tiba di pesisir Teluk Massachusetts pada 1630
berbekal izin Raja Charles I untuk mendirikan koloni. Sifat ortodoks kaku Puritan tidak disukai
semua orang. Roger Williams keberatan
dengan perampasan tanah Indian oleh koloni serta mengusulkan pemisahan antara
gereja dan negara. Anne Hutchinson menentang
doktrin inti teologi Puritan. Pada 1640 Inggris memiliki koloni yang
kokoh di sepanjang pantai New England dan Teluk Chesapeake, ditengahnya
terdapat koloni Belanda dan komunitas kecil Swedia dan kebarat wilayah orang
Indian. Hubungan awal antara Koloni dan
Pribumi Amerika merupakan campuran kerjasama dan konflik yang meletus dan
terdapat relasi luar biasa yang bisa bertahan setengah abad pertama eksistensi
Pennsylvania. Kebangkitan Pribumi
Amerika pertama terjadi di Virginia pada 1622 saat 347 orang kulit putih
terbunuh, termasuk misionaris yang ke Jamestown.
Konflik agama dan sipil di Inggris pada
pertengahan abad ke-17 membatasi imigrasi dan mengurangi perhatian negara pada
koloni Amerika yang belum berpengalaman.
Koloni Teluk Massachusetts, Plymouth, Connecticut dan New Haven
membentuk Konfederasi New England pada 1643.
Kaum lelaki dan wanita
yang tertarik hidup di Amerika terdorong untuk pindah ke Dunia Baru namun tidak
dapat membiayai ongkos perjalanan mereka dan keluarganya. Sejak pertengahan abad 17, koloni tumbuh makmur
sehingga Boston menjadi pelabuhan terbesar Amerika. Masyarakat
di koloni tengah lebih bervariasi, cosmopolitan dan toleran dibanding koloni
New England. Pada akhir periode kolonial,
hampir seabad kemudian ada 30.000 orang yang tinggal disana mewakili berbagai
bahasa, kepercayaan dan perniagaan. Untuk koloni selatan didominasi
penduduk pedesaan. Penekanan kaum
Puritan terhadap pembacaan langsung Alkitab menuntut pentingnya melek
aksara. Pada 1647, Koloni Teluk
Massachusetts memberlakukan UU ‘ye olde deluder Satan’ yang mengharuskan setiap kota memiliki
lebih dari 50 keluarga untuk mendirikan sekolah tata bahasa. Sekolah pertama di Pennsylvania dimulai pada
1683.
Pada 1730-an, mucul
adanya the Great Awakening (Kebangkitan Besar) karena ketakutan terhadap
duniawi. Pada pertengahan abad ke-17,
perhatian bangsa Inggris teralihkan oleh Perang Sipil (1642-49) serta upaya
Persemakmuran Puritan Oliver Cromwell dalam menyusun kebijakan colonial yang
efektif. Pada 1689, UU Hak Azasi dan UU
Toleransi Inggris memastikan kebebasan beragama orang Kristen di koloni dan
menerapkan pembatasan Kerajaan. Pada
awal abad 18, hampir semua koloni berada di bawah yurisdiksi langsung Kerajaan
Inggris dan mengikuti aturan Revolusi Agung.
Selama abad ke-18, koloni Amerika Utara (Inggris) yang semakin
matang tidak bisa dicegah untuk membentuk identitas tersendiri. Pada 1760-an total populasi mereka melebihi
1.500.000 orang, peningkatan enam kali lipat sejak 1700. Inggris dan Amerika baru memulai pemisahan
secara terbuka pada 1763. UU Tetes Tebu (Molasses
Act) pada 1733 dengan UU Gula pada 1764 menerapkan bea cukai atau pajak
larangan atas tetes tebu dari daerah non-Inggris. Perdagangan dengan negara induk turun drastis
pada musim panas 1765 karena tokoh terkemuka membentuk “Putra Kemerdekaan” (Sons
of Liberty) untuk memprotes UU Stempel melalui cara-cara kasar.
Majelis
Massachusetts menghimbau seluruh koloni menunjuk delegasi masing-masing untuk
menghadiri “Kongres UU Stempel” di New York pada Oktober 1765 untuk
mempertimbangkan permohonan keringanan kepada Kerajaan dan Parlemen. Tahun
1767 menghasilkan UU Townshend untuk meningkatkan pemasukan, menyokong pejabat
kolonial dan menopang tentara Inggris di Amerika. Pada 1770 Parlemen memilih mundur teratur dan
menghapuskan semua cukai Townshend kecuali teh yang merupakan barang mewah bagi
koloni dan hanya diminum oleh sebagian kecil warga. Pada 1772 Samuel Adams membujuk rapat kota
Boston memilih “Komite Koresponden”. Pada 1773, Inggris Raya memberikan isu
yang sempurna bagi Adams dan para sekutunya.
Pada bulan Juli dibuat Petisi Perdamaian (The Olive Branch Petition)
yang memohon pada Raja untuk mencegah aksi kekerasan lebih lanjut hingga
menghasilkan beberapa perjanjian. Pada Januari 1776, Thomas Paine mempublikasikan
risalah 50 halaman berjudul Common Sense (Akal Sehat) yang terjual 100.000
kopi dalam tiga bulan.
Deklarasi
Kemerdekaan pada 4 Juli 1776 memaparkan filosofi tentang kebebasan manusia yang
akan menjadi kekuatan dinamis di seluruh dunia dan pengaruhnya yaitu Second
Treatise on Government. Pada
Agustus 1776 dalam Pertempuran Long Island, New York, posisi Washington semakin
tak tergoyahkan dan ia menjalankan penarikan mundur menggunakan kapal kecil
dari Brooklyn ke pantai Manhattan. Perancis
mulai membantu koloni pada Mei 1776 ketika mereka mengirim 14 buah kapal
bermuatan perlengkapan perang ke Amerika.
Pada 6 Februari 1778, koloni dan Perancis menandatangani Traktat
Perdamaian dan Perdagangan dimana Perancis mengakui Negara Perserikatan dan menawarkan
kontrak dagang serta menandatangani Traktat Persekutuan yang menjadi satu-satunya
traktat pertahanan bilateral yang ditandatangani Negara Serikat hingga pada 1949. Peperangan dimulai pada akhir 1778 dengan
menguasai Savannah, Georgia. Pada Juli 1780, Raja Perancis Louis
XVI mengirim pasukan ekspedisi 6.000 orang ke Amerika di bawah pimpinan Comte
Jean de Rochambeau.
Keberhasilan Revolusi membuka kesempatan bagi
rakyat Amerika untuk memberikan bentuk resmi pada cita-cita mereka dan
mengobati sebagian kesedihan mereka melalui UUD. Pada 10 Mei 1776, kongres menyarankan koloni
membentuk pemerintahan baru “yang memberikan kebahagiaan dan keamanan terbaik
bagi warganya.” Konferensi Annapolis
mengeluarkan panggilan terhadap semua Negara bagian untuk menunjuk
perwakilannya dalam konvensi yang akan dilaksanakan pada musim semi di
Philadelphia. Perkumpulan luar biasa
para tokoh terkemuka dilangsungkan di Konvensi Federal pada Mei 1787. Para
negarawan abad ke-18 di Philadelphia mengikuti konsep Montesquieu tentang
keseimbangan politik dalam ilmu politik.
Pada 17 September 1787
setelah 16 minggu melakukan pertimbangan, konstitusi telah selesai
ditandatangani oleh 32 dari 42 delegasi yang hadir. Konvensi memutuskan bahwa Konstitusi akan
berlaku melalui ratifikasi oleh konvensi di 9 dari 13 negara bagian. Pada 22 April 1793, Washington secara resmi
membatalkan perjanjian 1778 yang memungkinkan kemerdekaan Amerika dengan
memproklamasikan Amerika Serikat sebagai negara “ramah dan tidak memihak
terhadap negara yang berperang.”
Pada masa awal
republik ketika negara bagian Utara mempersiapkan emansipasi budak secara
langsung maupun bertahap, banyak pemimpin yang menyarankan perbudakan
dimusnahkan. Penyebabnya yaitu kebangkitan
industri kapas yang berkembang secara luar biasa di Selatan karena pengenalan
jenis kapas baru dan penemuan mesin pemisah biji kapas oleh Eli Whitney pada
1793. Gula tebu, hasil bumi lain yang membutuhkan
banyak tenaga kerja juga berperan dalam perluasan perbudakan di Selatan. Gagasan kebebasan mengusik rakyat Amerika
Latin sejak koloni Inggris memperoleh kemerdekaan. Gerakan kemerdekaan Amerika Latin mempertegas
keyakinan akan pemerintahan otonomi. Pada
1822 Presiden James Monroe di bawah tekanan public yang kuat menerima wewenang
untuk mengakui negara Amerika Latin baru dan bertukar menteri. Doktrin Monroe memperlihatkan semangat
solidaritas dengan negara republik yang baru merdeka di Amerika Latin. Selama Perang Saudara, Amerika Serikat
memulai sistem kontrak nasional terhadap bank lokal dan regional dan kembali
menggunakan bank sentral dengan dikukuhkannya sistem Cadangan Federal pada
1913. Imigran Katolik pada paruh pertama
abad ke-19 diawali orang Irlandia dan Jerman memicu reaksi negatif di antara
warga Protestan yang lahir di Amerika.
Pendidikan pada abad ke-17 dan ke-18 dibatasi hanya membaca, menulis,
musik, menari dan jahit menjahit. Kebangkitan
wanita dimulai dari kedatangan Frances Wright ke Amerika. Selama dekade 1850-an, isu perbudakan memutus ikatan politik yang
menyatukan Amerika Serikat.
Tanggal 1 Januari 1863, presiden Lincoln mengeluarkan suatu
proklamasi emansipasi yang membebaskan budak di negara bagian memberontak dan
mengajak mereka menggabungkan diri dengan pasukan bersenjata dari utara dan
kaum Negro harus diberi hak kewarganegaraan sepenuhnya. Tahun
1887, Presiden Cleveland menandatangani UU Perdagangan antar negara bagian yang
melarang tarif, pooling, diskriminasi ongkos dan membentuk Komisi Perdagangan
antar negara bagian agar UU tidak dilanggar dan mengatur ongkos serta praktek
perkereta apian. Hanya seperempat abad
kemudian, hampir seluruh negara telah terbagi ke dalam negara bagian dan
wilayah-wilayah.
Pada Juni 1906 dikeluarkan UU
Hepburn. Pada Pebruari 1915 para
pemimpin militer Jerman mengumumkan akan menghancurkan semua kapal dagang yang
berada di atas perairan sekitar Kepulauan Britania. Pada 2 April 1917 setelah lima buah kapal Amerika ditenggelamkan,
Wilson meminta kepada Kongres untuk memproklamirkan perang dengan merumuskan
tujuan perang kalangan Sekutu yaitu dengan berpendirian teguh bahwa perjuangan
bukan ditunjukkan kepada rakyat Jerman melainkan terhadap pemerintahan yang
otokrasi. Pada Juli 1946, Kongres
meletakkan tanggung jawab kepada sebuah Komisi Tenaga Atom.
KELEBIHAN
BUKU :
1. Kalimat
yang dituangkan dalam buku ini sudah sangat baik dan lebih mudah dimengerti
karena sudah menggunakan ejaan yang disempurnakan sehingga mudah dimengerti dan
dipahami oleh pembaca
2. Rentetan
peristiwa dalam buku ini ditulis secara kronologis sehingga tidak membingungkan
dan menimbulkan sikap bertanya-tanya pembaca mengenai peristiwa yang kurang
jelas atau tidak runtun
3. Semua
peristiwa yang ada dalam sejarah Amerika diceritakan secara detail sehingga
pembaca memahami dengan benar bagaimana mulai awal sampai akhir proses
peristiwa itu terjadi
4. Dalam
buku ini juga diselipakn beberapa gambar yang berhubungan dengan peristiwa yang
diceritakan sehingga semakin menimbulkan minat baca dari pembaca dan lain-lain.
KELEMAHAN
BUKU :
1. Dalam
setiap sub bab tidak dicantumkan nomor, tapi hanya dicantumkan sub babnya saja
sehingga membingungkan pembaca dalam membacanya
SARAN
:
1. Sebaiknya
setiap sub bab diberi nomor sehingga pembaca tidak bingung dan bisa membedakan pergantian
dari sub bab satu ke sub bab yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar