Rabu, 11 Juni 2014

PERANG NUKLIR ANTARA AMERIKA SEBAGAI NEGARA ADIDAYA BERHADAPAN DENGAN UNI SOVIET



 

 





Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Suranto, M.Pd



Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014




BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Pada akhir Perang Dunia II tepatnya tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, dunia terutama Jepang dikejutkan dengan dijatuhkannya bom atom (nuklir) diatas kota Hiroshima  dan  Nagasaki,  Jepang.  Kedua  bom  hasil  rancangan  para  ilmuwan Amerika Serikat tersebut telah menimbulkan korban jiwa hampir 200.000 ribu orang  dan  membawa  dampak  kerusakan  yang  parah  bagi  pemerintah  Jepang.  Namun bagi Amerika Serikat dan pasukan sekutu lainnya, bom nuklir tersebut dianggap telah merubah sejarah dunia dan mampu menghentikan Perang Dunia II yang telah berlangsung hampir 3,5 tahun dengan ditandai menyerahnya tentara Jepang tanpa syarat kepada tentara sekutu.  Bagi Paul Warfield Tibbets, seorang pilot pesawat Enola Gay yang membawa bom nuklir untuk dijatuhkan ke kota Hiroshima, bahwa apa yang telah dilakukannya adalah penting untuk mengurangi lebih  banyak  pertumpahan  darah.
Dengan  menjatuhkan  bom  atom,  Tibbets percaya ia telah menghentikan perang.  Secepat mungkin pengeboman  nuklir  di  kota  Hiroshima  dan  Nagasaki.  Meskipun  dapat menghentikan  Perang  Dunia  ke  II,  justru  menimbulkan  konflik  baru  yang mengancam  perdamaian  dan  keamanan  internasional.   Keberhasilan  teknologi nuklir dalam pembuatan persenjataan yang bersifat perusak massal (mass destructive)  memicu  ketegangan  yang  lebih  besar  dengan  lahirnya  era Perang  Dingin  yang  ditandai  dengan  perlombaan  persenjataan  nuklir  antara negara-negara blok barat (Amerika Serikat) dengan negara-negara blok timur (Uni Soviet).  Perang Dingin juga mendorong negara penghasil nuklir seperti Amerika Serikat  dan  Uni  Soviet  memasok  bahan-bahan  maupun  senjata  nuklir  dan membantu pembangunan instalasi nuklir kepada negara-negara ketiga.  Pemasokan  bahan-bahan  nuklir dari Negara-negara  nuklir  tersebut  yang menyebabkan semakin meluas dan meningkatnya negara-negara yang mengembangkan  teknologi  nuklir.  Dengan kejadian seperti itu membuat Amerika Serikat dan Uni Soviet semakin berlomba-lomba dalam perang nuklirnya.
Setelah WWII berakhir, muncul beragam peristiwa penting di dunia.  Peristiwa penting itu antara lain, pertama Amerika muncul sebagai pemenang perang di pihak sekutu.  Peran Amerika Serikat sangatlah besar untuk membantu negara-negara Eropa Barat untuk membangun perekonomiannya.  Kedua yaitu Rusia (Uni Soviet) muncul sebagai negara besar dan berperan membangun perekonomian di Negara-negara Timur.  Ketiga, munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah WWII di luar wilayah Eropa.  Dengan munculnya negara-negara yang baru merdeka itu maka berkembang dua kelompok negara di dunia yaitu negara-negara yang sudah maju dan negara-negara yang baru berkembang.  Sehingga pada saat itu muncullah Amerika Serikat sebagai Negara adidaya.

1.2.       Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah jalannya perang politik dunia antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet?
1.2.2. Bagaimanakah proses lahirnya Negara adikuasa (Adidaya)?
1.2.3. Bagaimanakah kronologis terjadinya perang persenjataan nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet pada Perang Dingin
1.2.4. Bagaimanakah perkembangan teknologi persenjataan antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet?
1.2.5. Bagaimanakah perbandingan kekuatan nuklir dan perlombaan luar angkasa antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet?
1.2.6. Apa sajakah perjanjian yang dilakukan untuk mengatasi persenjataan nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet?
1.2.7. Bagaimanakah peran Amerika Serikat sebagai negara adidaya dalam strategi nuklir pasca Perang Dingin?
1.2.8. Apa sajakah dampak yang diperoleh dari adanya perang nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet?
 
1.3.       Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimanakah jalannya perang politik dunia antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimanakah proses lahirnya Negara adikuasa (adidaya)
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimanakah kronologis terjadinya perang persenjataan nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet pada Perang Dingin
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan teknologi persenjataan antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet
1.3.5. Untuk mengetahui bagaimanakah perbandingan kekuatan nuklir dan perlombaan luar angkasa antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet
1.3.6. Untuk mengetahui apa sajakah perjanjian yang dilakukan untuk mengatasi persenjataan nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet
1.3.7. Untuk mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat sebagai negara adidaya dalam strategi nuklir pasca Perang Dingin
1.3.8. Untuk mengetahui apa sajakah dampak yang diperoleh dari adanya perang nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet

 


BAB 2 PEMBAHASAN

2.1.   Perang Politik Dunia Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
Perang Dunia II merupakan perang terdahsyat sepanjang sejarah.  Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya korban perang seperti yang terjadi di kota Nagasaki dan Hiroshima.  Kedua kota ini hancur lebur dan banyak rakyat yang tidak berdosa turut menelan kekejaman perang dunia ini.  Pasca Perang Dunia II berakhir politik dan ekonomi dunia mengalami perubahan dan perkembangan dimana memunculkan negara-negara maju dan berkembang yang membawa faham ideologi yang bersebarangan yaitu munculnya Amerika Serikat sebagai penentu kemenangan sekutu yang kuat secara materil dan membawa ideologi Liberalisme dan Kapitalisme sementara Uni Soviet muncul sebagai penyeimbang kekuatan USA yang sama berperan dalam kemenangan sekutu yang berperan dalam pembebasan Eropa Timur dari kekuatan Nazi Jerman.  Uni Soviet muncul sebagai negara raksasa dunia yang mengandung kekuatan superpower yang di takuti negara-negara di dunia yang kuat secara psykologis dan mengusung ideologi Sosialis-Komunis dengan semboyan Kominform ( Komunis Internasional ).
Oleh karena itu, setelah terjadinya PD II, para pemimpin dunia bertekad untuk mencegah terulangnya perang dunia.  Langkah ini kemudian diwujudkan dengan membentuk lembaga yang bertugas memelihara perdamaian dunia.  Lembaga ini kemudian terkenal dengan sebutan UNO (United Nations Organizations) atau Perserikatan Bangsa–bangsa (PBB).  Walaupun PBB telah terbentuk, suasana yang mengarah kepada terjadinya peperangan selalu muncul.  Hal ini diakibatkan oleh suasana persaingan antara kekuatan negara adikuasa, baik dalam bidang persenjataan, teknologi, kebudayaan, politik, maupun ekonomi.  Dengan keadaan itulah kemudian memunculkan persaingan untuk menjadi Negara yang adikuasa antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet.
Latar belakang yang menyebabkan lahirnya Negara adikuasa antara lain :
a.    Bidang Ekonomi
Akibat Perang Dunia II membuat perekonomian dunia hancur sehingga mendorong perlunya Negara pemodal memberikan bantuan perekonomian guna memulihkan keadaan.  Amerika Serikat merupakan salah satu Negara pemenang Perang Dunia II dan pemodal kuat yang tampil membantu Negara yang rusak akibat perang.  Seperti membuat program Marshall Plan untuk membantu Negara di Eropa Barat dan Truman Doctrine untuk membantu Negara Turki dan Yunani.  Bantuan tersebut akhirnya menjadi senjata makan tuan seperti yang terjadi pada Negara Jerman dan Jepang.  Mereka bangkit menjadi saingan berat bagi industry Amerika Serikat saat ini.
b.    Bidang Politik
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II menyebabkan keduanya lahir menjadi Negara raksasa dan menggantikan kedudukan Inggris, Prancis, Jerman dan Italia sebagai kekuatan sebelumnya.  Amerika Serikat memegang peranan penting dalam mengakhiri Perang Dunia II dengan membom wilayah Hiroshima pada 9 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 sehingga mempercepat penyerahan Jepang kepada sekutu.
Sementara Uni Soviet berperan melakukan pembebasan Eropa bagian Timur dari Jerman.  Selain melakukan pembebasan juga menyebarkan paham komunis ke Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Rumania, Polandia dan Cekoslavia.  Munculnya persekutuan militer baru seperti Amerika Serikat dengan organisasi NATO dan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa.  Berdirinya suatu persekutuan militer tersebut menimbulkan rasa saling curiga dan saling berlomba senjata antar Negara sehingga kedua belah pihak saling diliputi suasana Perang Dingin.
c.    Bidang Sosial dan Budaya
Pada Perang Dunia II menunjukkan betapa pentingnya peranan manusia sebagai pengendali militer.  Muncul penemuan baru dalam bidang militer seperti sonar, radar dan peluru kendali.  Perang Dunia II menyebabkan munculnya badan internasional PBB yang mencurahkan perhatian untuk kepentingan kemanusiaan dan kesejahteraan dunia.

2.2.   Kelahiran Negara Adikuasa (Adidaya)
Selama Perang Dunia berlangsung, dua kekuatan dunia bertemu habis-habisan.  Kedua kekuatan dunia itu adalah Blok Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Uni Soviet, Belgia dan lain-lain berhadapan dengan blok AS (sentral) yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang.  Kedua blok kekuatan dunia ini berusaha saling mengalahkan dan menghancurkan Blok Sekutu yang memiliki semboyan menyelamatkan demokrasi dan meghilangkan rasa nazisme, fasisme dan militerisme.  Peperangan yang dahsyat itu dimenangkan oleh sekutu dengan gemilang.  Tokoh-tokoh Nazi seperti Adolf Hitler dinyatakan sebagai penjahat perang dan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di pengadilan internasional.  Namun, Adolf Hitler bunuh diri sebelum ditangkap.  Sementara itu, Bennito Musolini yang merupakan tokoh fasisme Italia dihukum gantung oleh rakyatnya sendiri.  Laksamana Tojo, tokoh militerisme Jepang juga dihukum mati.
Menjelang usainya PD II, Uni Soviet dan sekutunya yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan negara demokratis lainnya bertemu di Yalta dan sepakat akan membebaskan negara-negara Eropa Timur yang diduduki Jerman.  Akan tetapi Joseph Stalin, pemimpin Soviet saat itu ingkar janji dan memutuskan hubungan dengan sekutu.  Sejak itu, di Benua Eropa terbentang “tirai besi” istilah yang diciptakan oleh Winston Churchil (Perdana Menteri Inggris) untuk menggambarkan perpecahan Eropa Barat dan Timur yang berbeda ideologi.  Tahun 1948, Bulgaria, Rumania, Hungaria, Polandia, Albania, Cekoslovakia dan Yugoslavia diperintah oleh Partai Komunis.  Negara-negara ini, dipimpin oleh Uni Soviet membentuk Blok Timur yang beroposisi dengan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.  Kedua blok berseteru dalam PBB yang baru terbentuk, terutama mengenai isu persenjataan nuklir.  Kemudian Blok Barat membentuk NATO (North Atlantik Treaty Oraganization atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara), sedangkan Blok Timur membentuk Pakta Warsawa.  Semenjak itu kedua pemimpin blok militer berlomba-lomba mengembangkan senjata, saling memata-matai, mempertahankan pengaruhnya bersama sekutu masing-masing demi keunggulan atas pihak lawan.
a.    Kekuatan Amerika Serikat (AS)
Amerika Serikat berkembang menjadi negara adikuasa (super power) setelah PD II karena wilayahnya selain Hawai tidak tersentuh mesiu lawan.  Industri AS tetap berkembang walau negerinya dalam keadaan perang.  Lain halnya dengan Eropa dan sebagian Asia yang porak poranda dilanda peperangan.  AS memiliki wilayah terluas ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Kanada.  Tanahnya memberikan bahan tambang dan hasil pertanian yang melimpah bagi lebih dari 100 juta penduduknya.  Pendudukan AS yang beragam etnik terbiasa hidup keras dalam persaingan.  Mereka menjadi kreatif dan penuh inisiatif karena suasana persaingan itu.  Tidaklah mengherankan jika banyak penemuan terjadi di Amerika Serikat.  Penemuan itu tidak hanya meliputi barang-barang produksi seperti bola lampu, telepon, transistor, campuran logam yang kuat namun ringan, atau mobil murah, juga penemuan berupa cara-cara berdagang atau jasa-jasa pelayanan transportasi dan perhotelan.  Hal ini sangat menguntungkan bagi pengembangan kewirausahaan rakyat AS secara keseluruhan.  Ketangguhan jiwa wirausaha warganyalah yang membuat bangsa Amerika makmur sehingga mampu membiayai banyak penelitian di berbagai bidang.  Kemakmuran itu pula yang mendukung pengembangan angkatan bersenjatanya sampai menjadi super power.
Angkatan Lautnya terbesar di dunia.  Personelnya berjumlah 535. 000 pria dan 70. 000 wanita.  Kapal induknya ada 14 yang dibagi menjadi 7 armada untuk. mengarungi 7 perairan di bumi.  Kapal-kapal induk yang rata-rata berbobot mati 90. 000 ton dapat mengangkut tidak kurang dari 80 pesawat tempur dan 5. 000 awak kapal.  Ketujuh armada tadi didukung oleh 240 kapal perang dan 130 kapal selam yang berada di garis depan.  Angkatan Darat AS mempekerjakan 770. 000 prajurit, 75. 000 di antaranya wanita.  Mereka dilengkapi dengan 15. 000 tank, 9. 000 helikopter dan 30. 000 kendaraan pengangkut pasukan.  Angkatan Udara AS yang baru berdiri tahun 1947 sebelumnya merupakan bagian dari Angkatan Darat.  Anggotanya berjumlah 550. 000 prajurit, termasuk 70. 000 prajurit wanita.  USAF (United State Air Force) mempunyai 400 pesawat pembom strategis, termasuk puluhan seri B2 yang bentuknya seperti layang-layang dan dapat menghilang dari layar radar musuh.  Pesawat tempur taktisnya lebih dari 3. 500 buah dan masih banyak pesawat angkut, pengintai, tanker serta helicopter yang dimiliki Amerika.  Angkatan bersenjata AS juga mengoperasikan satelit-satelit militer yang memiliki kemampuan penginderaan luar biasa.  Satelit itu dapat membaca judul-judul berita pada surat kabar yang ada di permukaan bumi.  Kekuatan militer AS hanya kalah dalam hal jumlah prajurit oleh RRC dan US.
b.    Kekuatan Uni Soviet (US)
US dan AS sama-sama negara feodal.  Bedanya, negara-negara bagian US dikendalikan secara ketat oleh pemerintah pusatnya, sedangkan negara bagian AS mempunyai otonomi yang besar.  US dan AS sama-sama negara super power.  Bedanya, kekuatan AS dibangun oleh warga negara yang bersaing secara bebas dan bertanggung jawab, sedangkan warga US harus patuh kepada Partai Komunis yang dikendalikan oleh belasan anggota Politbiro.  US dapat menghasilkan kekuatan militer yang seimbang dan kemajuan ilmu serta teknologi yang tidak berbeda jauh disebabkan karena US juga sangat memperhatikan pendidikan.  Sejak kaum komunis menguasai Rusia setelah revolusi tahun 1917, anak-anak disana mengikuti wajib belajar dari 6 sampai 17 tahun secara gratis.  Sekolah-sekolah khusus didirikan untuk siswa berbakat.  Mereka mendapat pelajaran di bidang seni, bahasa, matematika dan ilmu alam.  Uni Soviet mempunyai 70 Universitas, 800 Institute Tehnik dan sekolah lanjutan lainnya.  Perhatian Pemerintah yang besar terhadap pendidikan memungkinkan pengembangan ilmu dan teknologi.  Lembaga-lembaga penelitian yang didirikan pemerintah mempekerjakan  ratusan ribu ilmuwan, insinyur dan teknisi.  Prestasi US dalam pacuan teknologi terbukti antara lain dengan menjadi negara pertama yang meluncurkan satelit buatan (Sputnik 1) pada tahun 1957.  Empat tahun kemudian, Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang mengitari bumi.  Ekonomi Soviet cukup berkembang sampai pertengahan 80-an yang mana US menempati urutan kedua setelah AS dalam memproduksi barang dan jasa.  Pemerintah menguasai banyak bank, pabrik dan tambang, serta tanah yang luas dan system transportasi.  Pemerintah merencanakan dan mengendalikan produksi, distribusi dan penetapan harga atas semua barang pokok.
Pertumbuhan ekonomi US dimulai tahun 1928 melalui serangkaian perencanaan yang menekankan kepada industrialisasi.  Pertumbuhan itu terhambat bahkan mengalami kemunduran karena US terlibat dalam PD II.  Perbaikan standar hidup secara drastis terjadi antara tahun 1953 dan 1975.  Setelah itu tidak ada peningkatan yang berarti sampai akhir 80-an ketika Gorbachev meluncurkan perestroika yang bertujuan merangsang inovasi, meningkatkan efisiensi dan memenuhi kebutuhan konsumen.  US adalah satu-satunya negara yang dapat mengimbang kekuatan militer AS.  Angkatan lautnya tidak sekuat angkatan laut AS akan tetapi jumlah personilnya yang melebihi 4 juta orang, menjadikan angkatan bersenjata US terbesar di dunia.  Jumlah hulu ledak nuklir yang dapat diluncurkan dengan ribuan peluru kendali yang dimiliki US, lebih banyak yang dimiliki AS.  Namun peswat-pesawat tempurnya tidak secanggih AS, namun lebih unggul dari buatan anggota NATO.  US dan Pakta Warsawanya juga unggul dalam jumlah tank, arteleri dan peluncur peluru kendali.  Hali ini mendorong AS menempatkan satuan-satuan tempurnya di Eropa.
 
2.3.   Perang Persenjataan Nuklir Antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet Pada Perang
Dingin
Pada akhir Perang Dunia II tepatnya tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, dunia terutama Jepang dikejutkan dengan dijatuhkannya bom atom (nuklir) diatas kota Hiroshima  dan  Nagasaki,  Jepang.  Kedua  bom  hasil  rancangan  para  ilmuwan Amerika Serikat tersebut telah menimbulkan korban jiwa hampir 200.000 ribu orang  dan  membawa  dampak  kerusakan  yang  parah  bagi  pemerintah  Jepang.  Namun bagi Amerika Serikat dan pasukan sekutu lainnya, bom nuklir tersebut dianggap telah merubah sejarah dunia dan mampu menghentikan Perang Dunia II yang telah berlangsung hampir 3,5 tahun dengan ditandai menyerahnya tentara Jepang tanpa syarat kepada tentara sekutu.  Bagi Paul Warfield Tibbets, seorang pilot pesawat Enola Gay yang membawa bom nuklir untuk dijatuhkan ke kota Hiroshima, bahwa apa yang telah dilakukannya adalah penting untuk mengurangi lebih  banyak  pertumpahan  darah.
Dengan  menjatuhkan  bom  atom,  Tibbets percaya ia telah menghentikan perang.  Secepat mungkin pengeboman  nuklir  di  kota  Hiroshima  dan  Nagasaki.  Meskipun  dapat menghentikan  Perang  Dunia  ke  II,  justru  menimbulkan  konflik  baru  yang mengancam  perdamaian  dan  keamanan  internasional.   Keberhasilan  teknologi nuklir dalam pembuatan persenjataan yang bersifat perusak massal (mass destructive)  memicu  ketegangan  yang  lebih  besar  dengan  lahirnya  era Perang  Dingin  yang  ditandai  dengan  perlombaan  persenjataan  nuklir  antara negara-negara blok barat (Amerika Serikat) dengan negara-negara blok timur (Uni Soviet).  Perang Dingin juga mendorong negara penghasil nuklir seperti Amerika Serikat  dan  Uni  Soviet  memasok  bahan-bahan  maupun  senjata  nuklir  dan membantu pembangunan instalasi nuklir kepada negara-negara ketiga.  Pemasokan  bahan-bahan  nuklir dari Negara-negara  nuklir  tersebut  yang menyebabkan semakin meluas dan meningkatnya negara-negara yang mengembangkan  teknologi  nuklir.
Setelah WWII berakhir, muncul beragam peristiwa penting di dunia.  Peristiwa penting itu antara lain, pertama Amerika muncul sebagai pemenang perang di pihak sekutu.  Peran Amerika Serikat sangatlah besar untuk membantu negara-negara Eropa Barat untuk membangun perekonomiannya.  Kedua yaitu Rusia (Uni Soviet) muncul sebagai negara besar dan berperan membangun perekonomian di Negara-negara Timur.  Ketiga, munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah WWII di luar wilayah Eropa.  Dengan munculnya negara-negara yang baru merdeka itu maka berkembang dua kelompok negara di dunia yaitu negara-negara yang sudah maju dan negara-negara yang baru berkembang.  Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya di dunia setelah WWII sampai berakhirnya Perang Dingin.
Perang Dingin adalah bentuk perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari konflik-konflik kepentingan dan perebutan supremasi serta perbedaan ideologi antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan paham Liberal dengan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet dengan paham Komunisnya yang berlangsung pada 1945-1991.  Perang Dingin disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a.    Perbedaan Paham
Paham demokrasi-kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat berbeda bahkan bertentangan dengan paham sosialis-komunis Uni Soviet.  Paham demokrasi-kapitalis mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur.  Akan tetapi, Amerika Serikat menyadari bahwa kaum buruh tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang seperti di Eropa beberapa abad silam yang dapat menyuburkan paham sosialis-komunis.  Oleh karena itu, kaum buruh diberi jaminan cukup dan diberi kesempatan bermodal dalam perusahaan, sehingga pemogokan yang mereka adakan dapat merugikan perusahaan itu sendiri.  Uni Soviet yang berpaham sosialis-komunis berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya, karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.  Hal itu dibuktikan dengan Rencana Lima Tahun.  Akan tetapi, caranya yang serba tertutup menyebabkan negara-negara Barat menyebutnya sebagai “negara di balik tirai besi”.
b.    Keinginan Untuk  Berkuasa
Amerika Serikat dan Uni Soviet mempunyai keinginan menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru.  Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang.  Bantuan itu berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis-komunis.  Masyarakat yang menderita atau miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis.  Di samping itu, Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya membantu perjuangan nasional berupa senjata atau tenaga ahli.  Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.  Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet menyangkut bidang yang sangat luas yaitu politik, ekonomi, militer maupun ruang angkasa.
Ø Bidang Politik
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi agar hak-hak asasi manusia dapat dijamin.  Di negara-negara yang sebelumnya kalah perang seperti Jepang dan Jerman kecuali paham demokrasi, kapitalisme juga dikembangkan.  Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan Amerika Serikat dan merupakan negara pengaruhnya.  Uni Soviet dengan paham sosialis-komunisnya mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahunnya.  Caranya tidak dilakukan dengan liberal, tetapi dictator.  Negara-negara yang sehaluan disebut dengan satelit Uni Soviet, karena apa yang diperintahkannya wajib dilakukan oleh negara-negara satelit tersebut.  Penyimpangan seperti yang dilakukan oleh Polandia dan Hongaria ditindak keras oleh Uni Soviet (1956).
Ø Bidang Ekonomi
Sebagai negara kreditor terbesar, Amerika Serikat dapat memberikan pinjaman atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang.  Negara-negara Barat yang hancur ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui Marshall Plan.  Di samping itu, ada negara yang memperoleh “Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan kewajiban mengembalikannya berupa dolar atau dengan membeli barang-barang Amerika Serikat.  Untuk negara Asia, Presiden Truman mengeluarkan “The Points Four Program for the Economic Development in Asia” berupa bantuan teknik dalam wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara yang sedang berkembang.
Ø Bidang Militer
Perebutan pengaruh yang paling mencolok antara Amerikat Serikat dengan Uni Soviet adalah dalam pakta pertahanan.  Negara-negara Barat membentuk North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949 sebagai suatu organisasi pertahanan.  Pada mulanya markas NATO berada di Paris, tetapi setelah Perancis keluar dari NATO, maka NATO didominasi oleh Amerika Serikat.  Walaupun Perancis tidak menjadi anggota Blok Timur, tetapi hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Barat lainnya.  Di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) tahun 1954 atas dasar South East Asia Collective Defence Treaty.  Anggotanya yang utama justru negara-negara Barat, sedangkan negara-negara utama di Asia Tenggara seperti Indonesia tidak turut serta.  Pakta pertahanan tersebut ditujukan terhadap komunis Asia Tenggara, khususnya di Vietnam.  Pakta pertahanan SEATO menyatakan bubar pada tahun 1975.  Sementara itu, Uni Soviet dengan negara-negara Blok Timur membentuk Pakta Warsawa (1975) atas dasar “Pact of Mutual Assistance and Unified Command”.  Di Asia Tenggara, Uni Soviet memberikan bantuan peralatan militer dan teknisi kepada Vietnam yang akhirnya dapat mendesak Amerika Serikat dari negara tersebut (1975).
Akibat dari perang dingin ini berupa pembagian wilayah suatu negara seperti yang terjadi di Vietnam, Jerman dan juga Korea.  Selain itu, kedua blok saling mengembangkan persenjataan nuklir pada saat itu.  Bom nuklir terbesar yang diperlihatkan blok barat (Bravo) dibalas oleh Uni Soviet dengan memperlihatkan bom nuklir terbesar di dunia hingga saat ini (Tsar Bomba).
Perbandingan senjata nuklir kedua negara adikuasa pada saat itu antara lain :

Persenjataan Nuklir Uni Soviet
Persenjataan Nuklir Amerika Serikat
Rudal Balistik berpangkalan di darat 1.398
Rudal Balistik berpangkalan di darat 1.052
Rudal yang dilontarkan dari kapal selam 989
Rudal yang dilontarkan dari kapal selam 584
Pesawat Pengebom berawak dengan rudal 150
Pesawat Pengebom berawak dengan rudal 376
Kendaraan bolak-balik yang bersasaran ledakan ganda bebas (MIRVS) 4.872
Kendaraan bolak-balik yang bersasaran ledakan ganda bebas (MIRVS) 6.774
Kekuatan Nuklir Medan : Rudal 850
Kekuatan Nuklir Medan : Rudal 108
Kekuatan Nuklir Medan : Pesawat Pengebom 860
Kekuatan Nuklir Medan : Pesawat Pengebom 218

Perang juga membuat aksi spionase (mata-mata) menjadi hal yang sering dilakukan.  Negara-negara tersebut juga membuat blok-blok yang gunanya untuk aliansi apabila suatu saat negara anggota diserang oleh negara dari blok lain.  Pertama-tama Negara-negara blok barat dan negara-negara yang pada umumnya di Eropa Barat membentuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 4 April 1949.  Kemudian pada 14 Mei 1955 negara-negara Timur juga membentuk sebuah aliansi bernama Pakta Warsawa.
Perbandingan Senjata Konvensional antara Pakta Warsawa dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) antara lain :

Persenjataan Pakta Warsawa
Persenjataan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)
Tank 45.000
Tank 17.000
Senjata Artileri 19.400
Senjata Artileri 9.500
Senjata Anti Pesawat Udara 6.500
Senjata Anti Pesawat Udara 6.300
Pelontar Rudal Darat ke Udara 6.300
Pelontar Rudal Darat ke Udara 1.800
Pelontar Rudal Darat ke Darat 1.200
Pelontar Rudal Darat ke Darat 350

2.4.   Perkembangan Teknologi Persenjataan Antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet
Adolf Hitler dalam Perang Dunia Ke II berhasil membangun pasukan tempur yang tangguh baik didarat, udara maupun dilaut.  Teknologi militer berkembang dengan pesat di Jerman untuk mewujudkan cita-citanya menguasai Eropa.  Teknologi pesawat jet pertama yaitu ME-109 yang merupakan jet tempur pertama didunia, rudal penjelajah pertama didunia, kapal selam mini U-boat, senapan mesin otomatis multi purpose seperti MP-40, meriam tempur flak 88 yang mumpuni, tank tiger dan panther yang mampu meghancurkan tank-tank Amerika dan Inggris dalam satu tembakan dan lainnya merupakan bukti kehandalan mereka.  Sekutu mampu menciptakan pesawat P-51 Mustang untuk menghadang gerak maju armada udara Jerman luftwaffe yang hanya bermodal pesawat-pesawat BF-109, karena pesawat jet ME-109 terlambat diproduksi sebanyak-banyaknya.  Akhirnya kekalahan demi kekalahan dialami armada udara Jerman, belum lagi kemampuan U-boat untuk menyabotase rute jalur distribusi makanan sekutu tidak lagi efektif semenjak sekutu mengerahkan lebih banyak armada laut untuk menghancurkan armada U-boat.  Didarat pasukan Jerman kedodoran menghadapi tank-tank sekutu yang terbaru serta kemampuan tembak senapan KAR-98k dan MP-40 sudah tak mampu lagi menghadapi senapan Garand dan Thomson.  Memang pada saat itu senjata baru Jerman Geward 43 dan MP-44 yang lebih modern telah ditemukan namun terlambat diproduksi massal karena pabrik senjata Jerman telah hancur dibom sekutu.  Senapan mesin MG 34 juga tidak mampu membendung pergerakan pasukan darat sekutu karena keterbatasan amunisi karena pasokan amunisi disabotase oleh sekutu.
Persaingan yang paling mencolok dalam masa Perang Dingin adalah dalam bidang militer, khususnya dalam hal persenjataan.  Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan berbagai senjata yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom.  Salah satu senjata yang paling menakutkan dan dapat membantu mengakhiri Perang Dunia II adalah bom atom.  Senjata yang disebut bom atom itu dibuat pertama kali oleh Amerika Serikat.  Pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New Mexico, bom atom itu kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal 8 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.  Akibat pemboman itu Jepang menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II.
Keberhasilan Amerika Serikat dalam menciptakan bom atom ternyata dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat diikuti oleh pesaingnya Uni Soviet.  Pada tahun 1949 Uni Soviet berhasil melakukan uji coba peledakan bom atomnya.  Tentu saja keberhasilan Uni Soviet itu menimbulkan kecemasan Amerika Serikat sehingga negara tersebut berusaha mencari dan menciptakan bom tandingannya.  Oleh karena itu, Amerika Serikat segera melakukan penelitian tentang bom hidrogen.  Negara-negara sekutu Amerika Serikat dan satelit Uni Soviet tidak lepas dari pengerahan teknologi persenjataan itu.  Negara-negara Amerika Serikat dan Uni Soviet membangun basis militer dan pangkalan peluncuran rudal hanya untuk ambisi dua adidaya dunia.  Namun, apabila perang terbuka itu benar-benar terjadi dunia akan terkena akibatnya.  Bahkan, dapat menjadi sasaran langsung penghancuran, padahal mereka tidak tahu-menahu permasalahan.  Oleh karena itu, kerja sama dalam bidang pertahanan dan keamanan merupakan kerja sama yang paling mencolok dalam suasana Perang Dingin.  Upaya meredakan Perang Dingin dengan mengurangi, membatasi dan memusnahkan persenjataan nuklir dilakukan pada kurun waktu 1968–1982.
 
2.5.   Perbandingan Kekuatan Nuklir dan Perlombaan Luar Angkasa Antara Amerika
Serikat dengan Uni Soviet
Perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet jelas menimbulkan kekhawatiran dan ketegangan yang luar biasa bagi dunia.  Perbandingan kekuatan nuklir Uni Soviet menunjukkan posisi yang unggul dibandingkan kekuatan Amerika Serikat.  Dalam hal kekuatan nuklir medan (theater nuclear) yaitu rudal dan pesawat pengebom yang digunakan untuk menyerang atau melindungi Eropa Barat, Uni Soviet memiliki keunggulan yang nyata.  Keunggulan itu diperkuat dengan kemampuan dalam senjata konvensional.  Untuk setiap jenis senjata, kecuali rudal antitank, Uni Soviet dan sekutunya memiliki keunggulan yang meyakinkan.
Pada saat Perang Dingin memuncak, setiap negara yang bertentangan berusaha untuk memperkuat dirinya dengan cara bergabung dalam suatu aliansi.  Hal ini sejalan dengan polarisasi kekuatan dua negara adikuasa yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet yang mengakibatkan dunia terbagi atas dua blok yang saling bertentangan.  Keadaan seperti ini jelas mempengaruhi perkembangan Eropa maupun dunia sekaligus menjadi ancaman perdamaian bagi dunia.
Dunia dirasakan semakin sempit untuk diperebutkan oleh kedua negara adikuasa Amerika Serikat dan Uni Soviet.  Oleh karena itu, perhatian dari kedua negara itu mengarah ke ruang angkasa yang masih bebas untuk diperebutkan.  Pada mulanya Uni Soviet meluncurkan pesawat Sputnik I tanpa awak kapal (1957), kemudian diikuti oleh Sputnik II yang membawa seekor anjing.  Amerika Serikat mengimbangi dengan meluncurkan Explorer I (1958), kemudian diikuti dengan Explorer II, Discover dan Vanguard.  Uni Soviet mengungguli dengan meluncurkan Lunik yang berhasil didaratkan ke bulan dan kemudian ditandingi oleh Amerika Serikat dengan pendaratan manusia di Bulan.
Persaingan teknologi ruang angkasa semakin marak antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.  Setelah Amerika mendaratkan manusia pertama di Bulan, dilanjutkan dengan pendaratan manusia di Bulan oleh Uni Soviet yaitu Yuri Gagarin (1934-1968) dengan mengendarai pesawat ruang angkasa Vostok I yang berhasil mengitari bumi selama 108 menit (1961).  Amerika Serikat kemudian menyusul dengan astronotnya yang pertama yaitu Alan Bartlett Shepard Jr (1923-1998) yang berada di ruang angkasa selama 15 menit (1961).  Uni Soviet menunjukkan lagi kelebihannya dengan meluncurkan Gherman Stepanovich Titov (1935-2000) yang mengitari bumi selama 25 jam dengan pesawat Vostok II.  Amerika Serikat berusaha menaklukkan ruang angkasa dengan mengadakan penyelidikan-penyelidikan atas benda-benda ruang angkasa yang letaknya jauh dari bumi seperti Saturnus, Yupiter dan lain-lain.
Dengan demikian, demi kepentingan politik, ekonomi dan militer, kedua negara adikuasa tersebut menjalankan politik pecah belah.  Negara dan bangsa yang terpecah belah antara lain Korea, Vietnam dan Jerman.  Khusus Vietnam dan Jerman telah bersatu kembali sebagai sebuah negara dan bangsa walaupun dalam penyatuannya memerlukan proses yang cukup lama terutama di dalam beradaptasi, mengingat di antara mereka pernah mendapat pengaruh dari paham-paham yang berbeda.

2.6.   Perjanjian yang dilakukan Untuk Mengatasi Persenjataan Nuklir Antara Amerika
Serikat dengan Uni Soviet
Kekhawatiran negara-negara tentang penggunaan nuklir untuk pengembangan dan penggunaan senjata nuklir mendorong lahirnya traktat-traktat internasional dalam bidang persenjataan   nuklir.
Traktat-traktat yang ada untuk mengatasi persenjataan nuklir antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet antara lain :
a.    Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapon (NPT)
Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapon (NPT) yang ditandatangani tanggal 1 Juli 1968 dan mulai berlaku tanggal 5 Maret 1970.  Negara-negara yang terlibat dalam NPT yaitu Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet.  Satu  hal  yang  menonjol  dalam  perjanjian  ini  bahwa  negara  non  nuklir dilarang  untuk  membuat  atau  memiliki  senjata  nuklir,  sedangkan  bagi  negara nuklir   tidak   ada   larangan   untuk   mengembangkan, membuat atau bahkan menggunakan senjata nuklirnya.
Perjanjian   NPT   ini   mensyaratkan   Safeguard   System   atau   system pengawasan  Badan  Tenaga  Atom  Internasional / International  Atomic  Enegy Agency  (IAEA)  terhadap  semua  peralatan,  bahan-bahan  dan  instalasi  nuklir.  Negara-negara peserta NPT memiliki kewajiban untuk memberi akses bagi IAEA terhadap  setiap program  nuklir  yang akan  maupun tengah dijalankan sehingga diharapkan laporan IAEA tersebut dapat meyakinkan negara lain bahwa program nuklir negara peserta NPT hanya ditujukan untuk kepentingan damai yakni untuk pembangkit energi listrik, bukan untuk pembuatan senjata nuklir.  Pertemuan itu menyepakati bahwa mereka tidak akan menjual senjata nuklir atau memberikan informasi kepada negara-negara non nuklir.
Dengan  ditegakkannya  Traktat  Non  Proliferasi  1968,  proliferasi  senjata nuklir menjadi isu yang terus menjadi bahan perdebatan internasional hingga hari ini.  Salah satu isu proliferasi senjata nuklir tersebut adalah program nuklir Iran yang kini  berkembang menjadi suatu kasus yang sedang di tangani oleh Dewan Keamanan  Perserikatan  Bangsa-Bangsa (DK PBB).  Kasus  nuklir  Iran  muncul menjadi  perdebatan  masyarakat  internasional  dimulai  dengan  adanya  tuduhan Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa bahwa program nuklir yang sedang dikembangkan  oleh  Iran  termasuk  dibangunnya  sejumlah  reaktor  nuklir  di sejumlah  kota  di  negara  pimpinan  Mahmoud  Ahmaddinejad  tersebut.  Inspeksi IAEA  terhadap  sejumlah  fasilitas  nuklir  Iran  telah dilakukan  dan  dilaporkan kepada DK PBB oleh ketua IAEA, Mohamed Elbaradei.  Disisi lain, pemerintah Iran  bersikeras  membantah  bahwa  program  nuklir  yang  tengah  dikembangkan pemerintah   Iran   bukan   untuk   kepentingan   militer   dan   pembuatan   senjata melainkan untuk kepentingan sipil dan damai sesuai dengan ketentuan NPT.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional yang salah   satu   tujuannya   untuk   mempertahankan   perdamaian   dan   keamanan internasional  sesuai  dengan  Pasal  1  Piagam  PBB  1945,  melalui  organ  Dewan Keamanan-nya sedang berupaya untuk menyelesaikan kasus nuklir Iran tersebut.  Dalam  menyikapi  dan  menyelesaikan  permasalahan  tersebut,  ada  ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh DK PBB agar permasalahan tidak berkembang menjadi suatu konflik yang semakin menegang dan meluas.  Salah satu ketentuan yang harus dipatuhi oleh DK PBB adalah ketentuan yang tercantum dalam Piagam PBB  1945 yang  merupakan  salah  satu  instrumen  hukum  internasional  yang penting dan menjadi dasar berdirinya PBB.
Permasalahan lain yang muncul adalah DK PBB menyikapi kasus nuklir Iran  tersebut  di  tengah  perdebatan  mengenai  eksistensi  PBB  itu  sendiri  yang merupakan akumulasi dari sikap skeptis masyarakat internasional terhadap PBB mengenai ketidakberhasilan setiap kasus-kasus internasional yang ditangani oleh PBB.  Tuntutan adanya reformasi PBB terutama mengenai jumlah anggota tetap DK  PBB  terus  digalakkan  oleh  masyarakat  internasional.  Selama  ini,  PBB dianggap gagal dalam menjaga perdamaian dunia akibat sikap dari masing-masing anggota   DK   PBB   untuk   menyelesaikan   permasalahan   yang   menyangkut keamanan internasional.  Sikap skeptis juga salah satunya ditunjukkan oleh pemerintah Iran.  Pada kasus nuklir Iran, pemerintah Teheran menegaskan siap melakukan konfrontasi jika DK PBB melakukan intervensi dalam masalah program nuklir Iran.  Hamid Reza Asefi, juru bicara Iran mengatakan segala tindakan yang dilakukan DK PBB akan membawa dampak negatif dalam kerja sama Iran dengan Badan Pengawas nuklir PBB, IAEA3.  Sikap skeptis pemerintah Iran tersebut didukung oleh seluruh rakyat  Iran.  Pembelaan  Iran  terhadap  program  nuklirnya  juga  didukung  oleh sejumlah  negara  lain  terutama  negara-negara  Islam  dan  negara-negara  yang selama ini memiliki hubungan kurang baik dengan Amerika Serikat.
b.    Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Limitation Talks)
Perjanjian SALT I ditandatangani oleh Richard Nixon, Presiden Amerika Serikat dan Leonid Breshnev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet pada tanggal 26 Mei 1972.  Pertemuan kedua pemimpin negara adidaya itu menghasilkan keputusan :
·      Pembatasan terhadap sistem pertahanan antipeluru kendali (Anti-Balistic Missile)
·  Pembatasan senjata-senjata ofensif strategis seperti Inter-Continental Ballistic Missile (Peluru Kendali Balistik Antarbenua) dan Sea-Launched Ballistic Missile (Peluru Kendali Balistik yang diluncurkan dari laut atau kapal)
c.    Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Reduction Treaty)
Perjanjian pengurangan persenjataan strategis dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1982.  Perjanjian itu menyepakati bahwa kedua negara adidaya akan memusnahkan persenjataan nuklir yang dapat mencapai sasaran jarak menengah.  Upaya menghindari bahaya perang nuklir juga diadakan oleh negara-negara lain yang tidak memiliki persenjataan nuklir.  Negara-negara itu khawatir kawasan atau wilayahnya akan menjadi sasaran ataupun salah sasaran akibat perang nuklir itu.
d.    Pakta Larangan Uji Coba Menyeluruh
 
2.7.    Peran Amerika Serikat Sebagai Negara Adidaya dalam Strategi Nuklir Pasca Perang
Dingin
Tumbangnya komunisme menyebabkan Amerika Serikat mengubah strategi nuklirnya.  Pada tahun 1991, George Bush mengurangi secara masif jumlah persenjataan nuklirnya dengan memusnahkan senjata-senjata nuklir yang terpasang di kapal-kapal perangnya dan ribuan senjata nuklir landas daratnya, terutama yang terdapat di Jerman Barat.  Tujuan dari pemusnahan ini adalah selain merasa kemungkinan Perang Dunia Ketiga tidak akan terjadi, juga untuk mendorong para pemimpin di Uni Soviet melakukan hal yang serupa.  Pada tahun 1994 dilakukan peninjauan ulang atas sifat, peran dan jumlah senjata-senjata nuklir Amerika Serikat.  Hasil dari peninjauan ulang ini adalah Nuclear Posture Review (NPR) 1994.  Namun, isi dari NPR 1994 ini masih bersifat konservatif.  Amerika Serikat masih mengambil sikap wait and see menghadapi perubahan situasi internasional yang terjadi.
Pasca perang dingin mendorong Amerika Serikat untuk mengembangkan peraturan pengontrolan senjata nuklir.  Upaya Amerika Serikat ini berpusat pada perjanjian START (Strategic Arms Reduction Treaty) II yang disepakati tahun 1993.  START II berisikan kesepakatan Amerika Serikat dan Rusia untuk mengurangi jumlah senjata nuklirnya dari 12.000 hulu ledak nuklir pada tahun 1990 menjadi antara 3000 dan 3500 pada tahun 2003.  Namun pada tahun 1997 masa pengurangannya diperpanjang hingga tahun 2007 karena persoalan politik dan teknis.  Selain itu, Amerika Serikat juga bekerjasama dengan negara-negara eks-Uni Soviet lainnya untuk mencegah penyebaran senjata-senjata nuklir akibat “kebocoran nuklir”.  Walaupun Amerika Serikat telah melakukan sejumlah kebijakan terkait persenjataan nuklirnya, Andrew Butfoy menyatakan bahwa saat ini strategi nuklir Amerika Serikat dalam kondisi tidak menentu karena di satu sisi, Uni Soviet telah runtuh sehingga  tidak lagi relevan bagi strategi keamanan Amerika Serikat saat ini.  Namun, di sisi yang lain Amerika Serikat masih enggan untuk meninggalkan pendekatan-pendekatan dan konsep-konsep keamanan pada masa Perang Dingin.
 
2.8.    Dampak Perang Nuklir Antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet
1. Dampak Positif Perang Nuklir
Perang Dingin ini juga membawa pengaruh besar pada perkembangan keruang angkasaan yang kita miliki.  Mungkin jika tidak ada Perang Dingin, kita tidak akan tahu bagaimana bentuk tata surya kita.  Pada saat itu kedua negara yang bersengketa saling berlomba-lomba menunjukkan kepada dunia bahwa negara merekalah yang paling baik dengan menyebarkan doktrin-doktrin yang mereka miliki.  Untuk meningkatkan gengsi negara mereka, maka mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket ke luar angkasa.  Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya.  Terlepas dari siapa yang pertama kali mengabarkan berita ini, namun dengan adanya Perang Dingin ini secara tidak langsung juga berdampak pada perkembangan ilmu pendidikan keruang angkasaan kita.
Pada masa Perang Dingin sains dan teknologi yang terpaut dengan kegiatan militer mendapat sorotan yang lebih dari pemerintah.  Pemerintah bersedia mengeluarkan dana yang besar demi kemajuan iptek di negara mereka.  Pada periode ini tumbuh disiplin-disiplin ilmu yang mempelajari dampak sains pada masyarakat.  Di negara-negara maju, teknologi di era modern bukan lagi urusan individu atau komunitas berskala kecil.  Teknologi modern mempunyai tujuan-tujuan nasional pada wilayah ideologi, militer, ataupun ekonomi dan bentuk kesadaran nasional untuk menggali sumber-sumber alam yang ada.  Ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi barang dengan skala yang besar.
d.    Dampak Negatif Perang Nuklir
Perang Dingin ini juga membawa dampak yang negatif pula, selama Perang Dingin berlangsung masyarakat mengalami ketakutan akan perang nuklir yang lebih dahsyat dari perang dunia kedua.  Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin.
Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu.  Saat itu memang sempat beredar rumor bahwa uni soviet sudah meletakkan nuklir-nuklirnya di Kuba dan diarahkan ke Amerika.  Mendapat ancaman nuklir seperti itu Amerika tidak tinggal diam.  Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO.  Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang, maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO.  Setelah mengetahui hal ini, maka pemerintah Uni Soviet menarik kembali rudal-rudal nuklirnya dari Kuba.
3.    Dampak Perang Nuklir Secara Umum
Ø Jumlah Bom Nuklir Aktif 16.000 Buah = apabila di ledakkan semua bisa menghancurkan planet bumi ini
Ø Bom Nuklir Terbaru dan Tercanggih di Planet Bumi saat ini adalah Rudal Nuklir Bulava
·       Kekuatan 10.000 kali lebih dahsyat dari pada Bom Atom Nagasaki dan Hiroshima
·       Mampu menghancurkan 5 kota sekaligus dalam 10-20 detik
·       Akibat radiasi = 20.000 tahun tidak bisa di tempati oleh makhluk hidup
·       Bisa di bawa oleh kapal selam maupun pesawat tempur dan juga bisa di luncurkan dari darat
Ø Bom Nuklir Terbesar yang pernah di uji Coba adalah Tsar Bomba
·       Kekuatan 100 Megaton
·       Bisa menghancurkan negara sebesar Singapura
Ø Negara dengan jumlah bom hidrogen terbanyak di dunia bahkan melebihi Amerika Serikat
·       Jumlah bom hidrogen = 6.000 buah
·       Kekuatan = 2 bom atom Hiroshima dan Nagasaki
 



BAB 3 PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Latar belakang yang menyebabkan lahirnya Negara adikuasa antara lain dalam bidang ekonomi yang mana dengan adanya Perang Dunia II membuat perekonomian dunia hancur sehingga mendorong perlunya Negara pemodal memberikan bantuan perekonomian guna memulihkan keadaan.  Amerika Serikat merupakan salah satu Negara pemenang Perang Dunia II dan pemodal kuat yang tampil membantu Negara yang rusak akibat perang.  Latar belakang lainnya yaitu dalam bidang politik.  Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II menyebabkan keduanya lahir menjadi Negara raksasa dan menggantikan kedudukan Inggris, Prancis, Jerman dan Italia sebagai kekuatan sebelumnya.  Dalam bidang sosial dan budaya menunjukkan betapa pentingnya peranan manusia sebagai pengendali militer.  Muncul penemuan baru dalam bidang militer seperti sonar, radar dan peluru kendali.  Perang Dunia II menyebabkan munculnya badan internasional PBB yang mencurahkan perhatian untuk kepentingan kemanusiaan dan kesejahteraan dunia.  Dengan latar belakang itulah kemudian timbullah Negara adidaya yang menyebabkan Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba-lomba dalam kekuatan nuklirnya menjadi Negara adidaya (adikuasa) yang menguasai dan mengontrol semua Negara didunia.  Sehingga pada waktu itu Amerika Serikat sebagai Negara blok barat membuat dan mendirikan NATO dan Uni Soviet sebagai blok timur membuat dan mendirikan Pakta Warsawa.
 


DAFTAR PUSTAKA

4.             Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6725547

1 komentar:

  1. The fourth and final nuclear summit for Obama was held at the time of rising concern about the possibility of detonating bombs IS radioactive and also about the possibility of North Korea from developing nuclear weapons .
    bandar togel sgp yang paling aman

    BalasHapus