Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Suranto, M.Pd
Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perang Dunia I (PD I) merupakan perang
global terpusat di Eropa
pada 28 Juli 1914-11 November 1918 yang bermula dari Semenanjung Balkan. Perang Dunia I disebut juga dengan Perang Besar (Great War) yang
melibatkan semua kekuatan besar
dunia yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan yaitu Kekuatan Sekutu
(berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania
Raya,
Perancis
dan Rusia)
dan Kekuatan Sentral
(terpusat pada Aliansi Tiga
yang terdiri dari Jerman,
Austria-Hongaria
dan Italia;
namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini
bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Perang Dunia II adalah konflik militer global
yang terjadi pada 1 September
1939 sampai 2 September 1945
yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua
kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan
yaitu Sekutu
dan Poros.
Dalam Perang Dunia I dan II tersebut melibatkan negara yang kini menjadi satu-satunya Negara superpower setelah runtuhnya Uni Sovyet, yaitu
Amerika. Dalam makalah ini membahas
tentang keterlibatan negara Amerika dalam Perang Dunia I dan II yang berkaitan
dengan kebijakan luar negeri Amerika.
Amerika menjadi negara yang menentukan setiap kemenangan pihak sekutu
dalam Perang Dunia I, meskipun pada awalnya
telah menyatakan netralitasnya dalam awal peperangan. Dikarenakan ada suatu kepentingan, maka
Amerika akhirnya ikut andil juga dalam
peperangan ini. Dalam Perang Dunia II
juga sama, Amerika juga menerapkan kebijakan yang sama dari presiden yang berkuasa saat itu yaitu
Woodrow Wilson karena setiap
kebijakan luar negeri Amerika ada hubungannya dengan DoktrinMonroe.
Doktrin ini juga menjadi acuan penting dalam politik luar negeri di
sebagian besar negara di
dunia. Di Amerika sendiri doktrin ini
digunakan sesuai dengan kepentingan-kepentingan strategis Amerika di
dunia, terutama masalah perang.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.2.1. Bagaimanakah
jalannya terjadinya Perang Dunia I?
1.2.2. Bagaimanakah
proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia I?
1.2.3. Bagaimanakah
korelasi kebijakan Amerika di Perang
Dunia I dengan Doktrin Monroe?
1.2.4. Bagaimanakah
jalannya terjadinya Perang Dunia II
1.2.5. Bagaimanakah
proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II?
1.2.6. Apa
sajakah dampak yang diperoleh Amerika dalam keterlibatannya di Perang Dunia II?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Untuk
mengetahui bagaimana jalannya Perang Dunia I
1.3.2. Untuk
mengetahui proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia I
1.3.3. Untuk
mengetahui bagaimanakah korelasi kebijakan Amerika di perang Dunia I dengan
Doktrin Monroe
1.3.4. Untuk
mengetahui bagaimanakah jalannya Perang
Dunia II
1.3.5. Untuk
mengetahui bagaimana proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
1.3.6. Untuk
mengetahui dampak apa saja yang diperoleh Amerika dalam keterlibatannya di
Perang Dunia II
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1.
Jalannya Perang Dunia I
Perang Dunia I
(PD I) merupakan perang
global terpusat di Eropa pada 28 Juli 1914-11 November 1918 yang bermula dari
Semenanjung Balkan. Perang Dunia I
disebut juga dengan Perang Besar (Great
War) yang melibatkan semua kekuatan
besar dunia yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan yaitu Kekuatan Sekutu (berdasarkan Entente
Tiga yang terdiri dari Britania Raya, Perancis dan Rusia) dan Kekuatan Sentral
(terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria
dan Italia;
namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini
bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi
(Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut
serta dalam perang. Lebih dari
70 juta tentara militer termasuk 60 juta orang Eropa dimobilisasi salah
satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih
dari 9 juta prajurit gugur terutama
akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata
tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas. Perang Dunia I merupakan konflik
paling mematikan keenam dalam sejarah dunia sehingga membuka jalan untuk
berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat. Perang Dunia I ini dikenal dengan nama War to
End All Wars (Perang untuk Mengakhiri Semua Perang).
Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia I antara lain :
1. Pertentangan
antara Negara di Eropa
·
Jerman
dan Inggris bersaing memperebutkan daerah jajahan, armada laut dan tempat
pemasaran industri
·
Pertentangan
Jerman dengan Perancis yang dilatar belakangi keinginan Perancis membalas
kekalahannya dalam perang ditahun 1871
·
Jerman
dan Rusia bertikai karena Rusia menganggap Jerman telah menjadi penghambat
dalam menguasai pelabuhan-pelabuhan di Laut Tengah
·
Pertentangan
Austria-Hongaria dengan Rusia memperebutkan daerah Balkan
·
Turki
dan Rusia berebut pelabuhan-pelabuhan di Balkan. Politik Air Hangat Rusia yang bertujuan
memperoleh pelabuhan-pelabuhan laut yang pada musim dingin tidak beku selalu
dihalangi Turki
·
Pertikaian
Bulgaria dengan Serbia yang diawali tuntutan Bulgaria agar Serbia mengembalikan
daerah yang direbutnya dalam perang tahun 1913
·
Pertentangan
Austria-Hongaria dan Serbia memperebutkan wilayah Bosnia Herzegovina
2. Politik Mencari Kawan (Politik aliansi)
·
Triple Alliantie yang terdiri dari Jerman dan
Austria, Hongaria dan Italia berdiri tahun 1882
·
Triple Entente yang terdiri dari Perancis, Rusia
dan Inggris berdiri tahun 1907
3. Perlombaan Senjata
Berbagai negara berusaha
meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataan karena kecurigaan adanya
serangan dari luar, seperti senapan, pistol, artileri, tank, pesawat tempur dan
gas kimia.
Sebab
khusus terjadinya Perang Dunia I antara lain
terjadinya insiden Sarajevo yaitu terbunuhnya putra mahkota Austria Frans
Ferdinand dan istrinya di Sarajevo (ibu kota Bosnia) oleh anggota Serbia Raya
Gavrilo Principe tanggal 28 Juni 1914. Kemudian
Austria mengeluarkan ultimatum kepada Serbia agar menyerahkan pembunuhnya dalam
waktu dekat, tapi ultimatum itu tidak dihiraukan oleh Serbia. Akibatnya Austria mengumumkan perang terhadap
Serbia pada 28 Juli 1914. Pada tanggal 1
Agustus 1914 sekutu Austria yaitu Jerman menyatakan perang terhadap Rusia dan
tanggal 4 Agustus 1914 Jerman menyatakan perang terhadap Perancis dan Inggris,
dalam waktu singkat perang meluas ke seluruh Eropa.
Pihak yang terlibat dalam Perang
Dunia I antara lain :
1.
Blok Sekutu
Negara-negara pencetus blok sekutu antara lain Rusia,
Perancis, Britania Raya, Kanada, Italia, Amerika Serikat. Negara-negara yang bergabung antara lain Kerajaan Serbia, Kerajaan
Rusia (sampai November 1917), Perancis (termasuk pasukan dari negara koloni
Perancis), Kerajaan Inggris, Negara Persemakmuran Inggris dan Irlandia,
Australia, Kanada, Selandia Baru, Newfoundland, Afrika Selatan, Kerajaan India,
Negara boneka dan koloni Inggris, Kerajaan Belgia (termasuk pasukan negara
koloni Belgia), Kerajaan Montenegro, Kekaisaran Jepang, Kerajaan Italia (April
1915 dan sesudahnya), Portugal, Kerajaan Romania (Agustus 1916 dan sesudahnya),
Kerajaan Yunani (Mei 1917 dan sesudahnya), Amerika Serikat (1917 dan
sesudahnya), San Marino, Andorra, Tiongkok, Brazil, Bolivia, Kosta Rika, Kuba,
Guatemala, Haiti, Honduras, Ekuador, Nikaragua, Uruguay, Panama, Peru, Siam,
Liberia, Republik Demokratik Armenia (1918) dan Cekoslowakia (1918).
2. Blok Sentral
Untuk blok sentral sendiri Negara-negara yang tergabung
antara lain Austria-Hungaria, Jerman, Kekaisaran Ottoman dan Bulgaria.
Perang Dunia I dimulai setelah
Pangeran Franz Ferdinand dari Austro-Hongaria (sekarang Austria) beserta
istrinya dibunuh di Sarajevo, Bosnia oleh anggota kelompok teroris Serbia
Gavrilo Princip. Bosnia merupakan
kawasan Austria yang dituntut oleh Serbia, salah satu negara kecil di
Semenanjung Balkan dimana pembunuhan tersebut telah direncanakan sebelumnya. Dengan bantuan Jerman, Austria-Hungaria
memutuskan perang terhadap Serbia. Tidak
pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang
dikerahkan dan dilibatkan maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama
kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan dan banyak dari
pembunuhan massal berskala besar pertama abad 19 berlangsung saat perang ini. Empat dinasti yaitu Habsburg, Romanov, Ottoman
dan Hohenzollern yang memiliki akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib
seluruhnya jatuh setelah perang. Austria-Hungaria
menyerang Serbia pada 28 Juli 1914. Rusia
membuat persediaan untuk membantu Serbia dan diserang oleh Jerman. Perancis pun turut membantu Rusia dan diserang
oleh Jerman. Untuk tiba di Paris dengan
secepat mungkin, tentara Jerman menyerang Belgia kemudian Britania menyerang
Jerman. Pada awalnya, Jerman memenangkan
peperangan tersebut, akan tetapi Perancis, Britania serta Rusia terus
menyerang. Jerman, Austria-Hungaria dan
sekutunya disebut “Blok Sentral” dan negara-negara yang menentang mereka
disebut “Blok Sekutu”.
Sewaktu peperangan berlanjut, negara
lain pun turut campur tangan. Hampir semuanya
memihak kepada Sekutu. Pada tahun 1915,
Italia bergabung dengan Sekutu karena ingin menguasai tanah Austria dan pada
tahun 1917, Amerika Serikat memasuki peperangan dan memihak kepada Sekutu. Meskipun Tentera Sekutu sangat kuat, Jerman
terlihat seperti akan memenangkan peperangan tersebut. Setelah 1914, Jerman pun menguasai Luxemburg,
hampir seluruh daratan Belgia serta sebagian dari Perancis utara. Jerman juga menang di Barisan Timur ketika
usaha Rusia gagal. Akan tetapi,
menjelang tahun 1918, tentara Jerman mengalami kelelahan. Perbekalannya tidak mencukupi dan timbul
pergolakan sosial di dalam negerinya sendiri.
Di dalam Perjanjian Versailles yang ditandatangani setelah Perang Dunia
I pada 12 Januari 1919, Jerman menyerahkan tanah-tanah jajahannya dan sebagian
dari wilayah Eropa-nya. Polandia
dibebaskan dan mendapat wilayah Posen (sekarang kota Poznan), sebagian Silesia
serta sebagian lagi Prussia Barat.
Perjanjian Versailles tersebut
ditentukan oleh empat besar (big four) antara lain Perdana Menteri David Lloyd George dari Britania Raya, Perdana Menteri Georges Clemenceau dari Perancis, Vittorio Orlando dari Italia dan Presiden Woodrow Wilson dari Amerika Serikat.
Isi Perjanjian Versailles tersebut antara lain Jerman menyerahkan
Elzas-Lotharingen kepada Prancis, Danzig dengan wilayah muara sungai Wisla pada
Laut Baltik dijadikan Freie Stadt Danzig (Kota Bebas Danzig) di bawah
pengawasan Liga Bangsa-Bangsa, Jerman kehilangan wilayah seperti Prusia Barat,
Hlučínsko Hulczyn, dll, Jerman membayar kerugian perang (132 juta DM emas),
Demiliterisasi Jerman artinya Angkatan Darat Jerman dibatasi menjadi 100.000
tentara serta dilarang memiliki tank atau artileri berat dan tidak boleh ada
Staf Jenderal Jerman. Angkatan Laut
Jerman anggotanya dibatasi menjadi 15.000 dan dilarang memiliki kapal selam,
sementara itu armadanya hanya diperbolehkan memiliki enam kapal perang.
Alsace dan Lorraine yang dikuasai
oleh Jerman dikembalikan ke Perancis. Perancis
juga dapat menguasai kawasan Saar selama 15 tahun. Perjanjian ini juga meletakkan Rhineland dibawah
pendudukan Tentera Sekutu selama 15 tahun. Jumlah pasukan tentara Jerman di perkecil
tidak melebihi 100.000 orang serta dilarang memiliki pasukan udara. Jerman juga harus membayar rampasan perang
kepada Tentara Sekutu sebesar £6.600 juta.
Diperkirakan 8,6 juta korban jiwa dalam Perang Dunia I. Blok Sekutu kehilangan 5,1 juta jiwa,
sementara Blok Sentral 3,5 juta jiwa. Perang
Dunia I tersebut mengakibatkan kehancuran yang sangat besar terhadap
negara-negara yang terlibat yang dikenal dengan “Perang Untuk Mengakhiri Semua
Perang” sehingga terjadilah Perang Dunia II.
Perang Dunia I disebut juga dengan Perang parit karena lebih condong ke
arah defensif. Ini disebabkan mereka
yang membangun pertahanan berupa galian tanah yang memanjang dan paralel dan
memasang barikade berupa kawat yang dipasang pada garis depan. Dari dalam parit mereka menembaki musuh yang
mendekat dengan senapan, pistol, melempar granat dan dibantu senapan mesin. Jika musuh sudah memasuki parit, mereka bertarung
jarak dekat dengan bayonet atau sekop yang ditajamkan ujungnya.
2.2.
Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia
I
Saat pecah Perang Dunia I, Amerika Serikat mengambil
kebijakan non-intervensi yaitu
menghindari konflik tetapi mencoba menciptakan perdamaian. Ketika sebuah kapal-U Jerman menenggelamkan
kapal pesiar Britania RMS Lusitania
tanggal 7 Mei 1915 yang juga menewaskan 128 warga negara Amerika Serikat,
Presiden Woodrow Wilson menegaskan bahwa "Amerika
Serikat terlalu bangga untuk berperang", tetapi menuntut berakhirnya
serangan terhadap kapal penumpang. Jerman
patuh pada waktu itu. Namun Wilson gagal
mencoba memediasi penyelesaian. Akan
tetapi, ia juga berkali-kali memperingatkan bahwa Amerika tidak akan
menoleransi perang kapal selam tanpa batas karena melanggar hukum internasional. Mantan presiden Amerika Theodore Roosevelt menyebut aksi Jerman sebagai
"pembajakan". Sehingga pada
waktu Pemilu 1916 Wilson menang tipis karena para pendukungnya menyatakan bahwa
"ia menjauhkan kami dari perang".
Bulan Januari 1917, Jerman melanjutkan perang kapal selam tanpa
batasnya, menyadari bahwa Amerika Serikat kelak ikut dalam perang. Menteri Luar Negeri Jerman dalam Telegram Zimmermann mengundang Meksiko
bergabung sebagai sekutu Jerman melawan Amerika Serikat. Sebagai imbalannya, Jerman akan mendanai
perang Meksiko dan membantu mereka mencaplok kembali teritori Texas, New Mexico
dan Arizona. Wilson merilis telegram
Zimmerman ke publik dan warga Amerika memandangnya sebagai casus belli
penyebab perang. Wilson meminta
elemen-elemen anti perang untuk mengakhiri semua perang dengan memenangkan yang
satu ini dan menghapus militerisme dari dunia. Ia berpendapat bahwa perang begitu penting
sehingga Amerika harus punya suara dalam konferensi perdamaian.
Setelah penenggelaman tujuh kapal dagang Amerika oleh kapal
selam Jerman dan penerbitan telegram Zimmerman, Wilson menyatakan perang
terhadap Jerman yang dinyatakan
pada tanggal 6 April 1917 oleh Amerika.
Amerika Serikat secara formal tidak pernah menjadi anggota Sekutu,
tetapi menjadi "Kekuatan Terkait" yang diberi nama sendiri. Amerika Serikat memiliki pasukan kecil, namun
setelah pengesahan UU Dinas
Selektif, pemerintah mewajibkan militer untuk 2,8 juta pria dan pada musim
panas 1918 Amerika Serikat mengirim 10.000 tentara baru ke Perancis setiap
hari. Pada tahun 1917, Kongres Amerika
memberikan kewarganegaraan Amerika kepada warga Puerto Rico saat mereka
mendaftar untuk ikut serta dalam Perang Dunia I sebagai bagian dari UU Jones. Namun Jerman telah salah perkiraan, percaya
bahwa dibutuhkan beberapa bulan sebelum tentara Amerika Serikat datang sehingga
kedatangannya bisa dihentikan kapal-U.
Angkatan Laut Amerika Serikat
mengirimkan gugus
kapal perang ke Scapa Flow untuk bergabung
dengan Armada Besar Britania, kapal
penghancur ke Queenstown,
Irlandia dan kapal selam untuk membantu melindungi konvoi. Beberapa resimen Amerika juga dikerahkan ke
Perancis. Britania dan Perancis ingin
pasukan Amerika dipakai untuk memperkuat tentara mereka yang sudah ditempatkan
di lini pertempuran dan tidak menyia-nyiakan kapal kosong untuk membawa
persediaan. Amerika menolak permintaan
pertama dan menerima yang kedua. Jenderal
John J. Pershing,
komandan Pasukan
Ekspedisi Amerika Serikat (AEF) menolak memecah pasukan Amerika agar
dipakai sebagai bantuan untuk pasukan Imperium Britania dan Perancis. Sebagai pengecualian, ia mengizinkan resimen
tempur Afrika-Amerika untuk bergabung dengan divisi Perancis. Harlem Hellfighters
berperang sebagai bagian dari Divisi ke-16 Perancis mendapatkan Croix de
Guerre atas aksi mereka di Chateau-Thierry, Belleau Wood dan Sechault. Doktrin AEF menuntut serangan frontal yang
sejak lama ditiadakan oleh komandan Imperium Britania dan Perancis karena
banyak memakan korban jiwa. Tahun 1917,
Kaisar Charles I dari Austria
secara rahasia mengupayakan negosiasi perdamaian terpisah dengan Clemenceau,
bersama saudara istrinya Sixtus
di Belgia sebagai penengah tanpa sepengetahuan Jerman. Ketika negosiasi gagal, upayanya diketahui
Jerman dan mengakibatkan bencana diplomatik.
Intervensi Amerika dalam perang ini termasuk pemerintahan
Wilson sendiri semakin sangat tidak populer. Ini tampak dari penolakan Senat Amerika
terhadap Perjanjian Versailles dan keanggotaan di Liga Bangsa-Bangsa. Pada masa antar perang, sebuah konsensus
disepakati bahwa intervensi Amerika adalah suatu kesalahan dan Kongres
mengesahkan beberapa
hukum dalam upaya melindungi netralitas Amerika pada konflik-konflik
selanjutnya. Pemungutan suara tahun 1937
dan bulan-bulan pertama Perang Dunia II menunjukkan bahwa hampir 60% responden
menyatakan intervensi pada Perang Dunia I adalah kesalahan dan hanya 28% yang
menentang pandangan tersebut. Tetapi
pada periode antara kejatuhan Perancis dan serangan Pearl Harbor, opini publik berubah
total dan untuk pertama kalinya mayoritas responden menolak pandangan bahwa
Perang Dunia I adalah suatu kesalahan.
2.3. Korelasi Kebijakan Amerika di Perang Dunia I
dengan Doktrin Monroe
Doktrin Monroe (1823) presiden James Monroe menggariskan
kebijakan luar negeri Amerika berkaitan dengan isu tentang Amerika Latin yang
ketika itu menjadi perebutan antara aliansi
Holy Alliance (Rusia, Prusia dan Austria)-Prancis dan Inggris yang berusaha mempertahankannya sebagai sebuah koloni. Isi dari doktrin itu antara lain intinya, Amerika menolak segala intervensi pihak
Eropa di Amerika. Namun demikian,
Amerika akan berperang jika terlebih dahulu diserang dan tidak akan memulai suatu
pertempuran. Dalam kaitannya dengan doktrin Monroe diatas, kebijakan presiden Woodrow
Wilson pada awal Perang Dunia I dirasakan sesuai dengan semangat perdamaian
yang diterapkan Amerika sebelumnya.
Wilson bahkan ketika itu tidak langsung menyerang Jerman ketika banyak rakyatnya mati pada insiden kapal
Lusitania. Baru ketika Jerman semakin merajalela,
Amerika mendeklarasikan perang. Presiden
wilson dalam suatu pidatonya berpendapat
bahwa warga negara dan properti Amerika adalah sepenuhnya tanggung
jawab pemerintah Amerika. Perusakan
atasnya adalah “pertanda permusuhan”. Namun
diupayakan suatu cara-cara damai pertama kali. Dalam kasus Jerman ini, memang bukan teritori
yang diserang, akan tetapi Wilson menganggap bahwa penyerangan atas
perdagangan, dalam hal ini kapal-kapal
dagang Amerika adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia mengenai hak hidup.
Maka hal itu merupakan alasan kuat bagi
Amerika untuk ikut serta dalam perang.
Setelah memenangkan perang bersama sekutu, Wilson tidak
lantas membuat klaim atas wilayah-wilayah
Amerika. Bahkan dia berusaha mencegah
pihak sekutu untuk melakukannya. Namun demikian sejumlah usahanya telah gagal
termasuk meyakinkan negerinya sendiri atas piagam Liga Bangsa-Bangsa. Usaha-usaha Presiden Wilson untuk mengakhiri
“perang dengan perang untuk demokrasi” telah membawa dilema bagi perdamaian dunia.
Disatu sisi imperialisme Jerman bisa
diatasi namun disisi lain kemenangan pihak sekutu telah membuat pihak tersebut merasa layak untuk berkuasa di dunia
sehingga wajar bila perdamaian
yang dicita-citakan Presiden Wilson menjadi kabur pada akhirnya meskipun ia telah
berusaha keras. Mungkin kesalahannya
karena ia “melanggar” doktrin Monroe tentang politik menarik diri dari
konflik diluar Amerika. Namun iapun
harus membuat keputusan ketika ada hal-hal yang mengganggu kepentingan Amerika
dan keputusan peranglah yang akhirnya harus dipilih. Dengan demikian Doktrin Monroe tidaklah
menjadi suatu ikatan yang sangat ketat lagi
dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat mengingat semakin bertambahnya
kepentingan negara.
2.4.
Jalannya Perang Dunia II
Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I
yang terjadi pada 1 September
1939-2 September 1945.
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II antara lain :
1. Pertentangan antara paham
liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme
memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang
kebebasan warga negara
2. Persekutuan mencari kawan
3. Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena
kekalahan dalam PD I
4. Perlombaan senjata antar negara
5. Pertentangan antar negara imperialis
untuk memperebutkan daerah jajahan
6. Kegagalan Liga Bangsa-bangsa dalam
mewujudkan perdamaian dunia
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu
kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut
ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II antara lain:
1. Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan
Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika
2. Serikat di Pearl Harbour tanggal 7
Desember 1941
3. Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan
Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali
kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia
dikuasai Jerman.
Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II antara
lain :
1. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia,
Jepang, Austria, Rumania dan Finlandia
2. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis,
Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria dan Polandia
Pada awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa Pearl
Harbour tanggal 7 Desember 1941, Amerika menyatakan perang kepada Jepang. Sekutu membentuk komando gabungan yang
dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Pada
tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifik membentuk
pertempuran sendiri. Jepang berhasil
menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan
Sekutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta
kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas
Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa. Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap
Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di
Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan
Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan
Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika
Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall dan
Saipan di Kepulauan Mariana. Pada
tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota
Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya
Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal
2 September 1945 di Teluk Tokyo. Blok
Sentral pada akhirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945.
Berikut ini beberapa
faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu antara lain :
1. Blok Sentral tidak ditunjang oleh
sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang
2. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih
banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu
memperkuat blok tersebut
3. Sekutu memiliki daerah jajahan yang
dapat menunjang kebutuhan perang
4. Blok Sekutu memiliki keunggulan
teknologi persenjataan dari pada Blok Sentral
2.5. Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
Pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang pada tanggal 8 desember
1941 telah membawa Amerika kepada Perang Dunia ke II di daerah pasifik. Pengeboman ini dilakukan kala itu angkatan
laut Jepang menyerang markas Angkatan Laut Amerika secara tiba-tiba di
Hawai. Dampak serangan ini rusak dan
tenggelamnya kurang lebih 20 buah kapal tempur Amerika, 188 pesawat terbang
rusak dan 2.403 korban jiwa. Di pihak
Jepang hanya kehilangan 55 buah pesawat tempur dari 441 pesawat yang
dipakai. Pada 26 November 1941 angkatan
yang terdiri atas enam kapal induk diperintah oleh wakil laksamana Chaichi
Naguma. Jepang meninggalkan Teluk
Hitokappu di Kepulauan Kuril dan meuju Pearl Habour tanpa melakukan hubungan
radio langsung. Pada tanggal 7 Desember
1941, kapal terbang angkatan tersebut mengebom semua pangkalan militer Amerika
Serikat di Kepulauan Hawai. Hampir semua
kapal terbang Amerika Serikat dimusnahkan di atas tanah, hanya beberapa pejuang
berhasil lolos dan bertempur, 12 kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan
atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang
Amerika kehilangan nyawanya. Kapal
perang SS Arizona diledakkan dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan
nyawa.
Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada Perang Dunia II dan
korban pertama serangan Pearl Habor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang
dan menenggelamkan kapal selam kerdil Jepang.
Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah Akagi,
Hiryu, Kaga, Shokaku, Shoryu, Zuikoku semuanya memiliki sejumlah 441 kapal
terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan
Fighter-bombers. Dari semuanya 29 musnah
dalam pertempuran. Kapal terbang
menyerang dalam dua gelombang dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan
ketiga untuk mundur. Strategi yang
digunakan angkatan Jepang berlayar ke arah Pearl Harbour tanpa pemberitahuan
sampai saat-saat terakhir. Tujuan serangan
Pearl Habour adalah melumpuhkan Angkatan Laut Amerika di Pasifik, walaupun untuk
sementara. Jepang telah terlibat dalam
peperangan dengan China selama beberapa tahun dan telah merampas Manchuria
beberapa tahun sebelumnya. Rancangan
untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjutan ketentaraan lanjut
bermulai pada januari 1941 dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan
tahun saat proyek ini dianggap layak.
Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk
memutuskan perundingan dengan Amerika sebelum serangan tersebut. Duta dari kedutaan Jepang di Washington,
termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu telah mengadakan perbincangan lanjut
dengan departemen negara mengenai reaksi Amerika terhadap pergerakan Jepang ke
Indo-cina pada musim panas. Serangan ke
atas Pearl Harbor merupakan mala petaka strategis bagi Jepang. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk
memusnahkan tiga kapal induk Amerika yang diletakan di Pasifik, tetapi serangan
terjadi Enterprise dalam perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar
beberapa hari sebelumnya dan saratoga berada di San Diego selepas pengubah
sesuaian di Galangan angkatan laut Puget sound.
Presiden F.D Roosevelt menandatangani Deklarasi perang terhadap Jepang
pada hari berikutnya selepas serangan.
Kemungkinan yang paling penting, serangan Pearl Harbour bertindak
sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta
yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan
seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenangkan peperangan dengan
Jepang dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang
ditekankan oleh pihak sekutu.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Kongres Amerika serikat
menyatakan perang atas Jepang.
Pemerintah Amerika serikat meneruskan pengerahan tentara dan mulai
beralih kepada ekonomi perang.
Permasalahan tehnis adalah kenapa Jerman Nazi menyatakan perang atas
Amerika pada 11 Desember 1941 sejurus selepas serangan Jepang. Hitler tidak perlu melakukannya di bawah
syarat blok poros, tetapi tetap melakukannya.
Ini pasti menggandakan kemarahan penduduk Amerika dan membenarkan
Amerika untuk memberikan bantuannya kepada Britania Raya. Meskipun berhasil menenggelamkan kapal induk
Amerika, tidak membantu Jepang dalam jangka panjang. Karena serangan tersebut membuat Amerika
terlibat penuh dalam Perang Dunia ke II, mendorong kekalahan blok poros
sedunia. Saat mendengar bahwa serangan
Jepang atas Pearl Harbour akhirnya telah melibatkan pihak Amerika dalam Perang
Dunia ke II.
Perjanjian-perjanjian damai setelah Perang Dunia II antara
lain :
1. Konferensi Potsdam (2 Agustus 1945)
antara Jerman dengan sekutu. Jerman
Timur diserahkan kepada Rusia dan Jerman Barat kepada Amerika Serikat, Inggris
dan Perancis sedangkan kota Danzig kepada Polandia.
2. Perjanjian antara Jepang dan Sekutu
(2 september 1945) di atas kapal Missiouri di Teluk Tokyo
3. Perjanjian sekutu dan Austria (1945)
di Austria
4. Perjanjian Sekutu dan Italia
(Februari 1947) di Paris
2.6. Dampak Keterlibatan Amerika dalam Perang
Dunia II
1. Bidang Politik
Kemenangan pihak sekutu (Inggris, Perancis,
Amerika Serikat dan Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II tidak terlepas
dari peran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan (perlengkapan, tentara dan
persenjataan) yang mampu mempercepat berakhirnya perang dengan kemenangan di
tangan Sekutu. Perang Dunia II telah
menghancurkan hegemoni negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Spanyol
dan Portugis yang sudah berabad-abad memegang kendali kekuasaan di berbagai
belahan dunia.
Muncul masalah baru yaitu adanya
pertentangan kepentingan dan persaingan perebutan hegemoni antara negara
anggota sekutu dalam usaha untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan
berkuasa di dunia hingga melahirkan dua negara adikuasa (kekuatan raksasa)
yaitu Amerika Serikat (kuat secara material) dan Uni Soviet (kuat secara
psikologis) yang mengambil alih hegemoni tersebut. Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba
menanamkan pengaruhnya pada negara lain dengan berbagai cara sehinga dampaknya
negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa Timur,
Jerman Timur dan beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara, Kamboja, Laos
dan Vietnam berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya dikenal dengan
Blok Timur. Sementara negara-negara
Eropa Barat dan banyak negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin berada dibawah
kekuasaan Amerika Serikat yang selanjutnya dikenal dengan Blok Barat.
Kedua negara adikuasa tersebut
memiliki ideologi yang berlawanan dimana Amerika Serikat dengan ideologi
Liberalis-Kapitalis (paham yang mengutamakan kemerdekaan individu sebagai
pangkal dari kebaikan hidup) sementara Uni Soviet dengan ideologi
Sosialis-Komunis (paham yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara
kolektif agar menjadi masyarakat yang bahagia).
Sistem politik dan ekonomi internasional mengalami polarisasi yaitu
liberalisme versus sosialisme-komunisme.
Munculnya politik memecah belah dimana terjadi perpecahan dari berbagai
negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh dua negara adikuasa tersebut
seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam (Indo Cina) berdasarkan ideologi
liberal dan sosialis-komunis.
Dari situlah kemudian dibentuk pakta
pertahanan untuk saling mengimbangi kekuatan lawan dimana Amerika Serikat
membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan
Atlantik Utara sementara Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa(1955) dengan
anggota Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria,
Polandia dan Rumania. Berdirinya pakta
pertahanan memunculkan rasa saling curiga dan perlombaan persenjatan antara
kedua belah pihak sehingga menimbulkan Perang Dingin. Dengan keadaan seperti itu muncullah
negara-negara baru dan merdeka di Asia-Afrika yang merupakan bekas jajahan
bangsa barat seperti Indonesia, India, Pakistan, Srilanka, dan Filipina.
2. Bidang Ekonomi
Perekonomian dunia terbagi atas
sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi terpusat pada negara dan sistem ekonomi
campuran. Dimana sistem ekonomi liberal
berlaku di negara-negara kapitalis. Sistem
ekonomi terpusat pada negara berlaku di negara-negara komunis dan sistem
ekonomi campuran berlaku di negara-negara yang baru merdeka.
Sistem ekonomi kapitalis diterapkan
di Eropa Barat dan Amerika Serikat mempraktekkan konsep negara sejahtera
(welfare state) sehingga menyediakan dana sosial yang besar untuk mensubsidi kesehatan,
pendidikan, pensiunan dan dana sosial lainnya bagi masyarakat. Amerika Serikat memanfaatkan keadaan dimana
banyak negara yang membutuhkan bantuan ekonomi untuk memperbaiki negaranya
(dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara tersebut akan
masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet. Maka Amerika tampil sebagai negara kreditor
bagi negara-negara di luar pengaruh Uni Soviet. Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu
membuat kedudukan Amerika menjadi kuat sebab ia berhasil menciptakan
ketergantungan negara peminjam pada Amerika.
Amerika Serikat akhirnya
mengeluarkan beberapa program untuk membangun kembali perekonomian dunia
seperti:
a. Marshall Plan merupakan program
untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini disetujui dalam konferensi Paris
1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini
dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut :
Ø Amerika Serikat akan memberikan
pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun
kembali perekonomiannya
Ø Sebagai imbalan, negara peminjam
diwajibkan :
· Berusaha menstabilkan keuangan
masing-masing negara dan melaksanakan anggaran pendapatan yang berimbang
· Mengurangi penghalang-penghalang
yang menghambat kelancaran perdagangan antara negara-negara peminjam
· Mencegah terjadinya inflasi
· Menempatkan perekonomian negara
masing-masing negara atas dasar sendi-sendi perekonomian yang sehat
· Memberikan bahan-bahan yang
diperlukan Amerika Serikat untuk kepentingan pertahanan
· Meningkatkan persenjataan
masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan
Ø Bantuan akan dihentikan apabila di
negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang mengakibatkan negara tersebut
melaksanakan paham komunis
Dengan Marshall Plan maka
tertanamlah dasar-dasar terbentuknya kerjasama yang erat antara negara-negara
Eropa Barat dalam pembangunan perekonomiannya.
Sejak tahun 1951 maka Amerika Serikat lebih mengutamakan konsolidasi
pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis.
b. Doctrine Truman merupakan kebijakan
untuk membantu secara khusus negara Yunani dan Turki dengan maksud membendung
kedua negara tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet serta memerangi
pemberontakan yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri.
c. Point Four Program merupakan program
bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada negara-negara berkembang, serta
bantuan militer yang diberikan pada negara-negara berkembang khususnya Asia.
d. Colombo Plan merupakan program
kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan
peserta pertama negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti
Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Pada
tahun 1957 terbentuklah kerjasama dalam bidang perdagangan antara 7 negara Eropa
Barat (Perancis, Italia, Jerman Barat, Belgia, Belanda, Luksemburg dan Denmark)
dengan nama Pasar Bersama Eropa (PBE) Inggris memprakarsai berdirinya daerah
perdagangan bebas Eropa yang meliputi 5 negara (Inggris, Norwegia, Swedia,
Swiss dan Austria).
Negara-negara
di Eropa Timur yang tidak mendapatkan bantuan Marshall Plan karena berhaluan
komunis sehingga dampaknya pembangunan ekonomi di Eropa Timur tidak secepat
pembangunan ekonomi di Eropa Barat sebab seluruh aktivitas perekonomian diatur
dan dikuasai oleh negara (berpusat pada pemerintah). Seluruh industri dimiliki dan dioperasikan
oleh pemerintah, pertanian diatur menurut pola pertanian pemerintah dimana
hanya sebagian kecil tanah pertanian yang boleh dimiliki secara pribadi. Negara-negara Eropa Timur membangun
perekonomian dengan pola Uni Soviet dan prinsip ekonomi komunisme, yaitu
melaksanakan pembangunan perekonomian jangka pendek yang dilanjutkan dengan
program jangka panjang. Perkembangan
ekonomi negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan sebab
sistem perekonomian mereka sebelum Perang Dunia II terjadi lebih banyak
tergantung pada negara-negara Eropa yang memiliki jajahan di Asia, Afrika dan
Amerika. Setelah Perang Dunia II
hubungan antara negara-negara Eropa dengan negara jajahan menjadi terputus.
Negara-negara
jajahan melepaskan diri dan menjadi negara merdeka serta berusaha membangun
perekonomiannya sendiri atau dengan bantuan negara lain sehingga tidak dapat
membangun perekonomiannya dengan cepat. Negara-negara
di luar Eropa terjerat utang untuk membangun perekonomian sehingga perkembangan
perekonomiannya tidak secepat negara-negara Eropa Barat. Jerman dan Jepang tumbuh kembali sebagai
negara industri setelah memperoleh bantuan modal dari Amerika Serikat. Dengan itu kemudian dibentuklah 2 badan
ekonomi dunia sebagai perwujudan perkembangan sistem ekonomi kapitalis yaitu
IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia (World Bank). Tugas kedua badan tersebut adalah memberi dan
menyalurkan bantuan keuangan kepada negara agar dapat melakukan rekonstruksi
dan pembangunan ekonomi negaranya.
3. Bidang Sosial
Semakin kuatnya kedudukan golongan
cerdik pandai (para ilmuwan)
memunculkan gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations).
memunculkan gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations).
Amerika Serikat membentuk badan guna
menghindari jatuhnya korban lebih banyak dengan nama United Nations Relief
Rehabilitation Administration (UNRRA). Tugas
pokok badan ini adalah meringankan penderitaan dan memulihkan daya produksi
rakyat yang tinggal di daerah bekas pendudukan Jerman. Bantuan yang diberikan berupa makanan,
pakaian, bibit tanaman, hewan ternak, alat-alat perindustrian dan rumah sakit. UNRRA (satu bagian dari PBB) dibubarkan sebab
tugas untuk memberikan bantuan pembangunan kembali negara Eropa telah
dilaksanakan oleh European Reconstructions Plan atau yang dikenal dengan
Marshall Plan.
Dampak secara keseluruhan dalam
Perang Dunia II antara lain :
a. Terbentuknya Pakta Pertahanan
Pakta pertahanan yang dibentuk Amerika Serikat antara lain :
· South East Asia Treaty Organization (SEATO) didirikan pada tahun 1954
yang berpusat di Bangkok
· Middle Eastein Treaty Organization (METO) didirikan pada tahun 1955 di
Baghdad, sedangkan Rusia membentuk Pakta Warsawa pada tahun 1955 dan berpusat
di Warsawa, Polandia
b.
Pecahnya
Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur
c.
Pecahnya
India menjadi India dan Pakistan
d. Indo
Cina terpecah menjadi Laos, Kamboja, Vietnam Utara (Komunis) dan Vietnam
Selatan (non komunis)
e.
Korea
pecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan
f.
Berdirinya
United Nation (PBB) pada
tanggal 10 Januari 1946, organisasi ini berpusat di New York atas usulan
Franklin Delano Roosevelt
BAB
3 PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Perang Dunia I (PD I) merupakan perang
global terpusat di Eropa
pada 28 Juli 1914-11 November 1918 yang bermula dari Semenanjung Balkan. Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia I
antara lain pertentangan antara negara di Eropa, politik mencari kawan (politik aliansi) dan perlombaan senjata. Sedangkan sebab khusus terjadinya Perang
Dunia I
antara lain terjadinya insiden Sarajevo yaitu terbunuhnya putra mahkota
Austria Frans Ferdinand dan istrinya di Sarajevo (ibu kota Bosnia) oleh anggota
Serbia Raya Gavrilo Principe tanggal 28 Juni 1914. Amerika terlibat dalam Perang Dunia I
dikarenakan kapal Amerika ditenggelamkan oleh Jerman, sehingga membuat Amerika
turut andil dalam Perang Dunia I.
Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I
yang terjadi pada 1 September
1939-2 September 1945.
Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II antara lain pertentangan
antara paham liberalisme dan totaliterisme, persekutuan mencari kawan, semangat
untuk membalas dendam (revanche idea)
karena kekalahan dalam PD I, perlombaan senjata antar Negara, pertentangan
antar negara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan, kegagalan Liga
Bangsa-bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia. Sebab khusus Perang Dunia II antara lain di
kawasan Asia Pasifik penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, di kawasan Eropa serangan
kilat (blitzkrieg) yang
dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
dikarenakan pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang pada tanggal 8 desember 1941 yang
kemudian membawa Amerika kepada Perang Dunia ke II di daerah pasifik.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Sundoro,hadi 2012.sejarah amerika serikat .jember:jember university press
2.
Badan Penerangan Amerika Serikat Garis
Besar Sejarah amerika
3.
Morris,
Richard 1960. Revolusi Amerika. Jakarta: PT. Pustaka Rakyat Jakarta
6.
rangkuman-pelajaran.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar