Rabu, 11 Juni 2014

KETERLIBATAN AMERIKA DALAM PERANG DUNIA I DAN II






 






Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Suranto, M.Pd



Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


  

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Perang Dunia I (PD I) merupakan perang global terpusat di Eropa pada 28 Juli 1914-11 November 1918 yang bermula dari Semenanjung Balkan.  Perang Dunia I disebut juga dengan Perang Besar (Great War) yang melibatkan semua kekuatan besar dunia yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan yaitu Kekuatan Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania Raya, Perancis dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria dan Italia; namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang).  Perang Dunia II adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan yaitu Sekutu dan Poros.
Dalam Perang Dunia I dan II tersebut melibatkan negara yang kini menjadi satu-satunya Negara superpower setelah runtuhnya Uni Sovyet, yaitu Amerika.  Dalam makalah ini membahas tentang keterlibatan negara Amerika dalam Perang Dunia I dan II yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri Amerika.  Amerika menjadi negara yang menentukan setiap kemenangan pihak sekutu dalam Perang Dunia I, meskipun pada awalnya telah menyatakan netralitasnya dalam awal peperangan.  Dikarenakan ada suatu kepentingan, maka Amerika akhirnya ikut andil juga dalam peperangan ini.  Dalam Perang Dunia II juga sama, Amerika juga menerapkan kebijakan yang sama dari presiden yang berkuasa saat itu yaitu Woodrow Wilson karena setiap kebijakan luar negeri Amerika ada hubungannya dengan DoktrinMonroe.  Doktrin ini juga menjadi acuan penting dalam politik luar negeri di sebagian besar negara di dunia.  Di Amerika sendiri doktrin ini digunakan sesuai dengan kepentingan-kepentingan strategis Amerika di dunia, terutama masalah perang.
 
1.2.       Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah jalannya terjadinya Perang Dunia I?
1.2.2. Bagaimanakah proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia I?
1.2.3. Bagaimanakah korelasi kebijakan Amerika di Perang Dunia I dengan Doktrin Monroe?
1.2.4. Bagaimanakah jalannya terjadinya Perang Dunia II
1.2.5. Bagaimanakah proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II?
1.2.6. Apa sajakah dampak yang diperoleh Amerika dalam keterlibatannya di Perang Dunia II?

1.3.       Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana jalannya Perang Dunia I
1.3.2. Untuk mengetahui proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia I
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimanakah korelasi kebijakan Amerika di perang Dunia I dengan Doktrin Monroe
1.3.4. Untuk mengetahui  bagaimanakah jalannya Perang Dunia II
1.3.5. Untuk mengetahui bagaimana proses keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
1.3.6. Untuk mengetahui dampak apa saja yang diperoleh Amerika dalam keterlibatannya di Perang Dunia II
 


BAB 2 PEMBAHASAN

2.1.    Jalannya Perang Dunia I
Perang Dunia I (PD I) merupakan perang global terpusat di Eropa pada 28 Juli 1914-11 November 1918 yang bermula dari Semenanjung Balkan.  Perang Dunia I disebut juga dengan Perang Besar (Great War) yang melibatkan semua kekuatan besar dunia yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan yaitu Kekuatan Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania Raya, Perancis dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria dan Italia; namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang).  Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang.  Lebih dari 70 juta tentara militer termasuk 60 juta orang Eropa dimobilisasi salah satu perang terbesar dalam sejarah.  Lebih dari 9 juta prajurit gugur terutama akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas.  Perang Dunia I merupakan konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia sehingga membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat.  Perang Dunia I ini dikenal dengan nama War to End All Wars (Perang untuk Mengakhiri Semua Perang).
Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia I antara lain :
1.    Pertentangan antara Negara di Eropa
·       Jerman dan Inggris bersaing memperebutkan daerah jajahan, armada laut dan tempat pemasaran industri
·       Pertentangan Jerman dengan Perancis yang dilatar belakangi keinginan Perancis membalas kekalahannya dalam perang ditahun 1871
·       Jerman dan Rusia bertikai karena Rusia menganggap Jerman telah menjadi penghambat dalam menguasai pelabuhan-pelabuhan di Laut Tengah
·       Pertentangan Austria-Hongaria dengan Rusia memperebutkan daerah Balkan
·       Turki dan Rusia berebut pelabuhan-pelabuhan di Balkan.  Politik Air Hangat Rusia yang bertujuan memperoleh pelabuhan-pelabuhan laut yang pada musim dingin tidak beku selalu dihalangi Turki
·       Pertikaian Bulgaria dengan Serbia yang diawali tuntutan Bulgaria agar Serbia mengembalikan daerah yang direbutnya dalam perang tahun 1913
·       Pertentangan Austria-Hongaria dan Serbia memperebutkan wilayah Bosnia Herzegovina
2.    Politik Mencari Kawan (Politik aliansi)
·       Triple Alliantie yang terdiri dari Jerman dan Austria, Hongaria dan Italia berdiri tahun 1882
·       Triple Entente yang terdiri dari Perancis, Rusia dan Inggris berdiri tahun 1907
3.    Perlombaan Senjata
Berbagai negara berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataan karena kecurigaan adanya serangan dari luar, seperti senapan, pistol, artileri, tank, pesawat tempur dan gas kimia.
Sebab khusus terjadinya Perang Dunia I  antara lain terjadinya insiden Sarajevo yaitu terbunuhnya putra mahkota Austria Frans Ferdinand dan istrinya di Sarajevo (ibu kota Bosnia) oleh anggota Serbia Raya Gavrilo Principe tanggal 28 Juni 1914.  Kemudian Austria mengeluarkan ultimatum kepada Serbia agar menyerahkan pembunuhnya dalam waktu dekat, tapi ultimatum itu tidak dihiraukan oleh Serbia.  Akibatnya Austria mengumumkan perang terhadap Serbia pada 28 Juli 1914.  Pada tanggal 1 Agustus 1914 sekutu Austria yaitu Jerman menyatakan perang terhadap Rusia dan tanggal 4 Agustus 1914 Jerman menyatakan perang terhadap Perancis dan Inggris, dalam waktu singkat perang meluas ke seluruh Eropa.
Pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I antara lain :
1.    Blok Sekutu
Negara-negara pencetus blok sekutu antara lain Rusia, Perancis, Britania Raya, Kanada, Italia, Amerika Serikat.  Negara-negara yang bergabung antara lain Kerajaan Serbia, Kerajaan Rusia (sampai November 1917), Perancis (termasuk pasukan dari negara koloni Perancis), Kerajaan Inggris, Negara Persemakmuran Inggris dan Irlandia, Australia, Kanada, Selandia Baru, Newfoundland, Afrika Selatan, Kerajaan India, Negara boneka dan koloni Inggris, Kerajaan Belgia (termasuk pasukan negara koloni Belgia), Kerajaan Montenegro, Kekaisaran Jepang, Kerajaan Italia (April 1915 dan sesudahnya), Portugal, Kerajaan Romania (Agustus 1916 dan sesudahnya), Kerajaan Yunani (Mei 1917 dan sesudahnya), Amerika Serikat (1917 dan sesudahnya), San Marino, Andorra, Tiongkok, Brazil, Bolivia, Kosta Rika, Kuba, Guatemala, Haiti, Honduras, Ekuador, Nikaragua, Uruguay, Panama, Peru, Siam, Liberia, Republik Demokratik Armenia (1918) dan Cekoslowakia (1918).
2.    Blok Sentral
Untuk blok sentral sendiri Negara-negara yang tergabung antara lain Austria-Hungaria, Jerman, Kekaisaran Ottoman dan Bulgaria.
Perang Dunia I dimulai setelah Pangeran Franz Ferdinand dari Austro-Hongaria (sekarang Austria) beserta istrinya dibunuh di Sarajevo, Bosnia oleh anggota kelompok teroris Serbia Gavrilo Princip.  Bosnia merupakan kawasan Austria yang dituntut oleh Serbia, salah satu negara kecil di Semenanjung Balkan dimana pembunuhan tersebut telah direncanakan sebelumnya.  Dengan bantuan Jerman, Austria-Hungaria memutuskan perang terhadap Serbia.  Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan maupun jumlah korbannya.  Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad 19 berlangsung saat perang ini.  Empat dinasti yaitu Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern yang memiliki akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib seluruhnya jatuh setelah perang.  Austria-Hungaria menyerang Serbia pada 28 Juli 1914.  Rusia membuat persediaan untuk membantu Serbia dan diserang oleh Jerman.  Perancis pun turut membantu Rusia dan diserang oleh Jerman.  Untuk tiba di Paris dengan secepat mungkin, tentara Jerman menyerang Belgia kemudian Britania menyerang Jerman.  Pada awalnya, Jerman memenangkan peperangan tersebut, akan tetapi Perancis, Britania serta Rusia terus menyerang.  Jerman, Austria-Hungaria dan sekutunya disebut “Blok Sentral” dan negara-negara yang menentang mereka disebut “Blok Sekutu”.
Sewaktu peperangan berlanjut, negara lain pun turut campur tangan.  Hampir semuanya memihak kepada Sekutu.  Pada tahun 1915, Italia bergabung dengan Sekutu karena ingin menguasai tanah Austria dan pada tahun 1917, Amerika Serikat memasuki peperangan dan memihak kepada Sekutu.  Meskipun Tentera Sekutu sangat kuat, Jerman terlihat seperti akan memenangkan peperangan tersebut.  Setelah 1914, Jerman pun menguasai Luxemburg, hampir seluruh daratan Belgia serta sebagian dari Perancis utara.  Jerman juga menang di Barisan Timur ketika usaha Rusia gagal.  Akan tetapi, menjelang tahun 1918, tentara Jerman mengalami kelelahan.  Perbekalannya tidak mencukupi dan timbul pergolakan sosial di dalam negerinya sendiri.  Di dalam Perjanjian Versailles yang ditandatangani setelah Perang Dunia I pada 12 Januari 1919, Jerman menyerahkan tanah-tanah jajahannya dan sebagian dari wilayah Eropa-nya.  Polandia dibebaskan dan mendapat wilayah Posen (sekarang kota Poznan), sebagian Silesia serta sebagian lagi Prussia Barat.
Perjanjian Versailles tersebut ditentukan oleh empat besar (big four) antara lain Perdana Menteri David Lloyd George dari Britania Raya, Perdana Menteri Georges Clemenceau dari PerancisVittorio Orlando dari Italia dan Presiden Woodrow Wilson dari Amerika Serikat.  Isi Perjanjian Versailles tersebut antara lain Jerman menyerahkan Elzas-Lotharingen kepada Prancis, Danzig dengan wilayah muara sungai Wisla pada Laut Baltik dijadikan Freie Stadt Danzig (Kota Bebas Danzig) di bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa, Jerman kehilangan wilayah seperti Prusia Barat, Hlučínsko Hulczyn, dll, Jerman membayar kerugian perang (132 juta DM emas), Demiliterisasi Jerman artinya Angkatan Darat Jerman dibatasi menjadi 100.000 tentara serta dilarang memiliki tank atau artileri berat dan tidak boleh ada Staf Jenderal Jerman.  Angkatan Laut Jerman anggotanya dibatasi menjadi 15.000 dan dilarang memiliki kapal selam, sementara itu armadanya hanya diperbolehkan memiliki enam kapal perang.
Alsace dan Lorraine yang dikuasai oleh Jerman dikembalikan ke Perancis.  Perancis juga dapat menguasai kawasan Saar selama 15 tahun.  Perjanjian ini juga meletakkan Rhineland dibawah pendudukan Tentera Sekutu selama 15 tahun.  Jumlah pasukan tentara Jerman di perkecil tidak melebihi 100.000 orang serta dilarang memiliki pasukan udara.  Jerman juga harus membayar rampasan perang kepada Tentara Sekutu sebesar £6.600 juta.  Diperkirakan 8,6 juta korban jiwa dalam Perang Dunia I.  Blok Sekutu kehilangan 5,1 juta jiwa, sementara Blok Sentral 3,5 juta jiwa.  Perang Dunia I tersebut mengakibatkan kehancuran yang sangat besar terhadap negara-negara yang terlibat yang dikenal dengan “Perang Untuk Mengakhiri Semua Perang” sehingga terjadilah Perang Dunia II.  Perang Dunia I disebut juga dengan Perang parit karena lebih condong ke arah defensif.  Ini disebabkan mereka yang membangun pertahanan berupa galian tanah yang memanjang dan paralel dan memasang barikade berupa kawat yang dipasang pada garis depan.  Dari dalam parit mereka menembaki musuh yang mendekat dengan senapan, pistol, melempar granat dan dibantu senapan mesin.  Jika musuh sudah memasuki parit, mereka bertarung jarak dekat dengan bayonet atau sekop yang ditajamkan ujungnya.

2.2.   Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia I
Saat pecah Perang Dunia I, Amerika Serikat mengambil kebijakan non-intervensi yaitu menghindari konflik tetapi mencoba menciptakan perdamaian.  Ketika sebuah kapal-U Jerman menenggelamkan kapal pesiar Britania RMS Lusitania tanggal 7 Mei 1915 yang juga menewaskan 128 warga negara Amerika Serikat, Presiden Woodrow Wilson menegaskan bahwa "Amerika Serikat terlalu bangga untuk berperang", tetapi menuntut berakhirnya serangan terhadap kapal penumpang.  Jerman patuh pada waktu itu.  Namun Wilson gagal mencoba memediasi penyelesaian.  Akan tetapi, ia juga berkali-kali memperingatkan bahwa Amerika tidak akan menoleransi perang kapal selam tanpa batas karena melanggar hukum internasional.  Mantan presiden Amerika Theodore Roosevelt menyebut aksi Jerman sebagai "pembajakan".  Sehingga pada waktu Pemilu 1916 Wilson menang tipis karena para pendukungnya menyatakan bahwa "ia menjauhkan kami dari perang".  Bulan Januari 1917, Jerman melanjutkan perang kapal selam tanpa batasnya, menyadari bahwa Amerika Serikat kelak ikut dalam perang.  Menteri Luar Negeri Jerman dalam Telegram Zimmermann mengundang Meksiko bergabung sebagai sekutu Jerman melawan Amerika Serikat.  Sebagai imbalannya, Jerman akan mendanai perang Meksiko dan membantu mereka mencaplok kembali teritori Texas, New Mexico dan Arizona.  Wilson merilis telegram Zimmerman ke publik dan warga Amerika memandangnya sebagai casus belli penyebab perang.  Wilson meminta elemen-elemen anti perang untuk mengakhiri semua perang dengan memenangkan yang satu ini dan menghapus militerisme dari dunia.  Ia berpendapat bahwa perang begitu penting sehingga Amerika harus punya suara dalam konferensi perdamaian.
Setelah penenggelaman tujuh kapal dagang Amerika oleh kapal selam Jerman dan penerbitan telegram Zimmerman, Wilson menyatakan perang terhadap Jerman yang dinyatakan pada tanggal 6 April 1917 oleh Amerika.  Amerika Serikat secara formal tidak pernah menjadi anggota Sekutu, tetapi menjadi "Kekuatan Terkait" yang diberi nama sendiri.  Amerika Serikat memiliki pasukan kecil, namun setelah pengesahan UU Dinas Selektif, pemerintah mewajibkan militer untuk 2,8 juta pria dan pada musim panas 1918 Amerika Serikat mengirim 10.000 tentara baru ke Perancis setiap hari.  Pada tahun 1917, Kongres Amerika memberikan kewarganegaraan Amerika kepada warga Puerto Rico saat mereka mendaftar untuk ikut serta dalam Perang Dunia I sebagai bagian dari UU Jones.  Namun Jerman telah salah perkiraan, percaya bahwa dibutuhkan beberapa bulan sebelum tentara Amerika Serikat datang sehingga kedatangannya bisa dihentikan kapal-U.
Angkatan Laut Amerika Serikat mengirimkan gugus kapal perang ke Scapa Flow untuk bergabung dengan Armada Besar Britania, kapal penghancur ke Queenstown, Irlandia dan kapal selam untuk membantu melindungi konvoi.  Beberapa resimen Amerika juga dikerahkan ke Perancis.  Britania dan Perancis ingin pasukan Amerika dipakai untuk memperkuat tentara mereka yang sudah ditempatkan di lini pertempuran dan tidak menyia-nyiakan kapal kosong untuk membawa persediaan.  Amerika menolak permintaan pertama dan menerima yang kedua.  Jenderal John J. Pershing, komandan Pasukan Ekspedisi Amerika Serikat (AEF) menolak memecah pasukan Amerika agar dipakai sebagai bantuan untuk pasukan Imperium Britania dan Perancis.  Sebagai pengecualian, ia mengizinkan resimen tempur Afrika-Amerika untuk bergabung dengan divisi Perancis.  Harlem Hellfighters berperang sebagai bagian dari Divisi ke-16 Perancis mendapatkan Croix de Guerre atas aksi mereka di Chateau-Thierry, Belleau Wood dan Sechault.  Doktrin AEF menuntut serangan frontal yang sejak lama ditiadakan oleh komandan Imperium Britania dan Perancis karena banyak memakan korban jiwa.  Tahun 1917, Kaisar Charles I dari Austria secara rahasia mengupayakan negosiasi perdamaian terpisah dengan Clemenceau, bersama saudara istrinya Sixtus di Belgia sebagai penengah tanpa sepengetahuan Jerman.  Ketika negosiasi gagal, upayanya diketahui Jerman dan mengakibatkan bencana diplomatik.
Intervensi Amerika dalam perang ini termasuk pemerintahan Wilson sendiri semakin sangat tidak populer.  Ini tampak dari penolakan Senat Amerika terhadap Perjanjian Versailles dan keanggotaan di Liga Bangsa-Bangsa.  Pada masa antar perang, sebuah konsensus disepakati bahwa intervensi Amerika adalah suatu kesalahan dan Kongres mengesahkan beberapa hukum dalam upaya melindungi netralitas Amerika pada konflik-konflik selanjutnya.  Pemungutan suara tahun 1937 dan bulan-bulan pertama Perang Dunia II menunjukkan bahwa hampir 60% responden menyatakan intervensi pada Perang Dunia I adalah kesalahan dan hanya 28% yang menentang pandangan tersebut.  Tetapi pada periode antara kejatuhan Perancis dan serangan Pearl Harbor, opini publik berubah total dan untuk pertama kalinya mayoritas responden menolak pandangan bahwa Perang Dunia I adalah suatu kesalahan.

2.3.    Korelasi Kebijakan Amerika di Perang Dunia I dengan Doktrin Monroe
Doktrin Monroe (1823) presiden James Monroe menggariskan kebijakan luar negeri Amerika berkaitan dengan isu tentang Amerika Latin yang ketika itu menjadi perebutan antara aliansi Holy Alliance (Rusia, Prusia dan Austria)-Prancis dan Inggris yang berusaha mempertahankannya sebagai sebuah koloni.  Isi dari doktrin itu antara lain intinya, Amerika menolak segala intervensi pihak Eropa di Amerika.  Namun demikian, Amerika akan berperang jika terlebih dahulu diserang dan tidak akan memulai suatu pertempuran.  Dalam kaitannya dengan doktrin Monroe diatas, kebijakan presiden Woodrow Wilson pada awal Perang Dunia I dirasakan sesuai dengan semangat perdamaian yang diterapkan Amerika sebelumnya.  Wilson bahkan ketika itu tidak langsung menyerang Jerman ketika banyak rakyatnya mati pada insiden kapal Lusitania.  Baru ketika Jerman semakin merajalela, Amerika mendeklarasikan perang.  Presiden wilson dalam suatu pidatonya berpendapat bahwa warga negara dan properti Amerika adalah sepenuhnya tanggung jawab pemerintah Amerika.  Perusakan atasnya adalah “pertanda permusuhan”.  Namun diupayakan suatu cara-cara damai pertama kali.  Dalam kasus Jerman ini, memang bukan teritori yang diserang, akan tetapi Wilson menganggap bahwa penyerangan atas perdagangan, dalam hal ini kapal-kapal dagang Amerika adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia mengenai hak hidup.  Maka hal itu merupakan alasan kuat bagi Amerika untuk ikut serta dalam perang.
Setelah memenangkan perang bersama sekutu, Wilson tidak lantas membuat klaim atas wilayah-wilayah Amerika.  Bahkan dia berusaha mencegah pihak sekutu untuk melakukannya.  Namun demikian sejumlah usahanya telah gagal termasuk meyakinkan negerinya sendiri atas piagam Liga Bangsa-Bangsa.  Usaha-usaha Presiden Wilson untuk mengakhiri “perang dengan perang untuk demokrasi” telah membawa dilema bagi perdamaian dunia.  Disatu sisi imperialisme Jerman bisa diatasi namun disisi lain kemenangan pihak sekutu telah membuat pihak tersebut merasa layak untuk berkuasa di dunia sehingga wajar bila perdamaian yang dicita-citakan Presiden Wilson menjadi kabur pada akhirnya meskipun ia telah berusaha keras.  Mungkin kesalahannya karena ia “melanggar” doktrin Monroe tentang politik menarik diri dari konflik diluar Amerika.  Namun iapun harus membuat keputusan ketika ada hal-hal yang mengganggu kepentingan Amerika dan keputusan peranglah yang akhirnya harus dipilih.  Dengan demikian Doktrin Monroe tidaklah menjadi suatu ikatan yang sangat ketat lagi dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat mengingat semakin bertambahnya kepentingan negara.

2.4.    Jalannya Perang Dunia II
Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I yang terjadi pada 1 September 1939-2 September 1945.  Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II antara lain :
1. Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme.  Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara
2.    Persekutuan mencari kawan
3.    Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I
4.    Perlombaan senjata antar negara
5.    Pertentangan antar negara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan
6.    Kegagalan Liga Bangsa-bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik.  Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II antara lain:
1.    Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika
2.    Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941
3.    Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939.  Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman).  Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II antara lain :
1.    Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania dan Finlandia
2.    Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria dan Polandia
Pada awalnya Amerika Serikat bersikap netral.  Akan tetapi setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, Amerika menyatakan perang kepada Jepang.  Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower.  Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia.  Jerman dapat dipukul mundur.  Sementara itu, wilayah Asia Pasifik membentuk pertempuran sendiri.  Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Birma.  Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan Sekutu di Jawa dapat direbut Jepang.  Peta kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang.  Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa.  Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral.  Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942.  Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur.  Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall dan Saipan di Kepulauan Mariana.  Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.  Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.  Blok Sentral pada akhirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945.
Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu antara lain :
1.    Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang
2.    Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak.  Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut
3.    Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang
4.    Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan dari pada Blok Sentral

2.5.   Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
Pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang pada tanggal 8 desember 1941 telah membawa Amerika kepada Perang Dunia ke II di daerah pasifik.  Pengeboman ini dilakukan kala itu angkatan laut Jepang menyerang markas Angkatan Laut Amerika secara tiba-tiba di Hawai.  Dampak serangan ini rusak dan tenggelamnya kurang lebih 20 buah kapal tempur Amerika, 188 pesawat terbang rusak dan 2.403 korban jiwa.  Di pihak Jepang hanya kehilangan 55 buah pesawat tempur dari 441 pesawat yang dipakai.  Pada 26 November 1941 angkatan yang terdiri atas enam kapal induk diperintah oleh wakil laksamana Chaichi Naguma.  Jepang meninggalkan Teluk Hitokappu di Kepulauan Kuril dan meuju Pearl Habour tanpa melakukan hubungan radio langsung.  Pada tanggal 7 Desember 1941, kapal terbang angkatan tersebut mengebom semua pangkalan militer Amerika Serikat di Kepulauan Hawai.  Hampir semua kapal terbang Amerika Serikat dimusnahkan di atas tanah, hanya beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur, 12 kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang Amerika kehilangan nyawanya.  Kapal perang SS Arizona diledakkan dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan nyawa.
Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada Perang Dunia II dan korban pertama serangan Pearl Habor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang dan menenggelamkan kapal selam kerdil Jepang.  Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah Akagi, Hiryu, Kaga, Shokaku, Shoryu, Zuikoku semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan Fighter-bombers.  Dari semuanya 29 musnah dalam pertempuran.  Kapal terbang menyerang dalam dua gelombang dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan ketiga untuk mundur.  Strategi yang digunakan angkatan Jepang berlayar ke arah Pearl Harbour tanpa pemberitahuan sampai saat-saat terakhir.  Tujuan serangan Pearl Habour adalah melumpuhkan Angkatan Laut Amerika di Pasifik, walaupun untuk sementara.  Jepang telah terlibat dalam peperangan dengan China selama beberapa tahun dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya.  Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjutan ketentaraan lanjut bermulai pada januari 1941 dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak.
Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk memutuskan perundingan dengan Amerika sebelum serangan tersebut.  Duta dari kedutaan Jepang di Washington, termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu telah mengadakan perbincangan lanjut dengan departemen negara mengenai reaksi Amerika terhadap pergerakan Jepang ke Indo-cina pada musim panas.  Serangan ke atas Pearl Harbor merupakan mala petaka strategis bagi Jepang.  Salah satu tujuan Jepang adalah untuk memusnahkan tiga kapal induk Amerika yang diletakan di Pasifik, tetapi serangan terjadi Enterprise dalam perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya dan saratoga berada di San Diego selepas pengubah sesuaian di Galangan angkatan laut Puget sound.  Presiden F.D Roosevelt menandatangani Deklarasi perang terhadap Jepang pada hari berikutnya selepas serangan.  Kemungkinan yang paling penting, serangan Pearl Harbour bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain.  Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenangkan peperangan dengan Jepang dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak sekutu.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Kongres Amerika serikat menyatakan perang atas Jepang.  Pemerintah Amerika serikat meneruskan pengerahan tentara dan mulai beralih kepada ekonomi perang.  Permasalahan tehnis adalah kenapa Jerman Nazi menyatakan perang atas Amerika pada 11 Desember 1941 sejurus selepas serangan Jepang.  Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat blok poros, tetapi tetap melakukannya.  Ini pasti menggandakan kemarahan penduduk Amerika dan membenarkan Amerika untuk memberikan bantuannya kepada Britania Raya.  Meskipun berhasil menenggelamkan kapal induk Amerika, tidak membantu Jepang dalam jangka panjang.  Karena serangan tersebut membuat Amerika terlibat penuh dalam Perang Dunia ke II, mendorong kekalahan blok poros sedunia.  Saat mendengar bahwa serangan Jepang atas Pearl Harbour akhirnya telah melibatkan pihak Amerika dalam Perang Dunia ke II.
Perjanjian-perjanjian damai setelah Perang Dunia II antara lain :
1. Konferensi Potsdam (2 Agustus 1945) antara Jerman dengan sekutu.  Jerman Timur diserahkan kepada Rusia dan Jerman Barat kepada Amerika Serikat, Inggris dan Perancis sedangkan kota Danzig kepada Polandia.
2.  Perjanjian antara Jepang dan Sekutu (2 september 1945) di atas kapal Missiouri di Teluk Tokyo
3.    Perjanjian sekutu dan Austria (1945) di Austria
4.    Perjanjian Sekutu dan Italia (Februari 1947) di Paris

2.6.   Dampak Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
1.    Bidang Politik
Kemenangan pihak sekutu (Inggris, Perancis, Amerika Serikat dan Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II tidak terlepas dari peran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan (perlengkapan, tentara dan persenjataan) yang mampu mempercepat berakhirnya perang dengan kemenangan di tangan Sekutu.  Perang Dunia II telah menghancurkan hegemoni negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Spanyol dan Portugis yang sudah berabad-abad memegang kendali kekuasaan di berbagai belahan dunia.
Muncul masalah baru yaitu adanya pertentangan kepentingan dan persaingan perebutan hegemoni antara negara anggota sekutu dalam usaha untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia hingga melahirkan dua negara adikuasa (kekuatan raksasa) yaitu Amerika Serikat (kuat secara material) dan Uni Soviet (kuat secara psikologis) yang mengambil alih hegemoni tersebut.  Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba menanamkan pengaruhnya pada negara lain dengan berbagai cara sehinga dampaknya negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa Timur, Jerman Timur dan beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara, Kamboja, Laos dan Vietnam berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya dikenal dengan Blok Timur.  Sementara negara-negara Eropa Barat dan banyak negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin berada dibawah kekuasaan Amerika Serikat yang selanjutnya dikenal dengan Blok Barat.
Kedua negara adikuasa tersebut memiliki ideologi yang berlawanan dimana Amerika Serikat dengan ideologi Liberalis-Kapitalis (paham yang mengutamakan kemerdekaan individu sebagai pangkal dari kebaikan hidup) sementara Uni Soviet dengan ideologi Sosialis-Komunis (paham yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara kolektif agar menjadi masyarakat yang bahagia).  Sistem politik dan ekonomi internasional mengalami polarisasi yaitu liberalisme versus sosialisme-komunisme.  Munculnya politik memecah belah dimana terjadi perpecahan dari berbagai negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh dua negara adikuasa tersebut seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam (Indo Cina) berdasarkan ideologi liberal dan sosialis-komunis.
Dari situlah kemudian dibentuk pakta pertahanan untuk saling mengimbangi kekuatan lawan dimana Amerika Serikat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara sementara Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa(1955) dengan anggota Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania.  Berdirinya pakta pertahanan memunculkan rasa saling curiga dan perlombaan persenjatan antara kedua belah pihak sehingga menimbulkan Perang Dingin.  Dengan keadaan seperti itu muncullah negara-negara baru dan merdeka di Asia-Afrika yang merupakan bekas jajahan bangsa barat seperti Indonesia, India, Pakistan, Srilanka, dan Filipina.
2.    Bidang Ekonomi
Perekonomian dunia terbagi atas sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi terpusat pada negara dan sistem ekonomi campuran.  Dimana sistem ekonomi liberal berlaku di negara-negara kapitalis.  Sistem ekonomi terpusat pada negara berlaku di negara-negara komunis dan sistem ekonomi campuran berlaku di negara-negara yang baru merdeka.
Sistem ekonomi kapitalis diterapkan di Eropa Barat dan Amerika Serikat mempraktekkan konsep negara sejahtera (welfare state) sehingga menyediakan dana sosial yang besar untuk mensubsidi kesehatan, pendidikan, pensiunan dan dana sosial lainnya bagi masyarakat.  Amerika Serikat memanfaatkan keadaan dimana banyak negara yang membutuhkan bantuan ekonomi untuk memperbaiki negaranya (dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara tersebut akan masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet.  Maka Amerika tampil sebagai negara kreditor bagi negara-negara di luar pengaruh Uni Soviet.  Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan Amerika menjadi kuat sebab ia berhasil menciptakan ketergantungan negara peminjam pada Amerika.
Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan beberapa program untuk membangun kembali perekonomian dunia seperti:
a.  Marshall Plan merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat.  Program ini disetujui dalam konferensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951.  Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut :
Ø Amerika Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya
Ø Sebagai imbalan, negara peminjam diwajibkan :
·  Berusaha menstabilkan keuangan masing-masing negara dan melaksanakan anggaran pendapatan yang berimbang
·  Mengurangi penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan antara negara-negara peminjam
·      Mencegah terjadinya inflasi
·   Menempatkan perekonomian negara masing-masing negara atas dasar sendi-sendi perekonomian yang sehat
·  Memberikan bahan-bahan yang diperlukan Amerika Serikat untuk kepentingan pertahanan
·      Meningkatkan persenjataan masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan
Ø Bantuan akan dihentikan apabila di negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis
Dengan Marshall Plan maka tertanamlah dasar-dasar terbentuknya kerjasama yang erat antara negara-negara Eropa Barat dalam pembangunan perekonomiannya.  Sejak tahun 1951 maka Amerika Serikat lebih mengutamakan konsolidasi pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis.
b.  Doctrine Truman merupakan kebijakan untuk membantu secara khusus negara Yunani dan Turki dengan maksud membendung kedua negara tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet serta memerangi pemberontakan yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri.
c. Point Four Program merupakan program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada negara-negara berkembang, serta bantuan militer yang diberikan pada negara-negara berkembang khususnya Asia.
d.  Colombo Plan merupakan program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara.  Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan peserta pertama negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Pada tahun 1957 terbentuklah kerjasama dalam bidang perdagangan antara 7 negara Eropa Barat (Perancis, Italia, Jerman Barat, Belgia, Belanda, Luksemburg dan Denmark) dengan nama Pasar Bersama Eropa (PBE) Inggris memprakarsai berdirinya daerah perdagangan bebas Eropa yang meliputi 5 negara (Inggris, Norwegia, Swedia, Swiss dan Austria).
Negara-negara di Eropa Timur yang tidak mendapatkan bantuan Marshall Plan karena berhaluan komunis sehingga dampaknya pembangunan ekonomi di Eropa Timur tidak secepat pembangunan ekonomi di Eropa Barat sebab seluruh aktivitas perekonomian diatur dan dikuasai oleh negara (berpusat pada pemerintah).  Seluruh industri dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah, pertanian diatur menurut pola pertanian pemerintah dimana hanya sebagian kecil tanah pertanian yang boleh dimiliki secara pribadi.  Negara-negara Eropa Timur membangun perekonomian dengan pola Uni Soviet dan prinsip ekonomi komunisme, yaitu melaksanakan pembangunan perekonomian jangka pendek yang dilanjutkan dengan program jangka panjang.  Perkembangan ekonomi negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan sebab sistem perekonomian mereka sebelum Perang Dunia II terjadi lebih banyak tergantung pada negara-negara Eropa yang memiliki jajahan di Asia, Afrika dan Amerika.  Setelah Perang Dunia II hubungan antara negara-negara Eropa dengan negara jajahan menjadi terputus.
Negara-negara jajahan melepaskan diri dan menjadi negara merdeka serta berusaha membangun perekonomiannya sendiri atau dengan bantuan negara lain sehingga tidak dapat membangun perekonomiannya dengan cepat.  Negara-negara di luar Eropa terjerat utang untuk membangun perekonomian sehingga perkembangan perekonomiannya tidak secepat negara-negara Eropa Barat.  Jerman dan Jepang tumbuh kembali sebagai negara industri setelah memperoleh bantuan modal dari Amerika Serikat.  Dengan itu kemudian dibentuklah 2 badan ekonomi dunia sebagai perwujudan perkembangan sistem ekonomi kapitalis yaitu IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia (World Bank).  Tugas kedua badan tersebut adalah memberi dan menyalurkan bantuan keuangan kepada negara agar dapat melakukan rekonstruksi dan pembangunan ekonomi negaranya.
3.    Bidang Sosial
Semakin kuatnya kedudukan golongan cerdik pandai (para ilmuwan)
memunculkan gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara perdamaian dunia.  Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations).
Amerika Serikat membentuk badan guna menghindari jatuhnya korban lebih banyak dengan nama United Nations Relief Rehabilitation Administration (UNRRA).  Tugas pokok badan ini adalah meringankan penderitaan dan memulihkan daya produksi rakyat yang tinggal di daerah bekas pendudukan Jerman.  Bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian, bibit tanaman, hewan ternak, alat-alat perindustrian dan rumah sakit.  UNRRA (satu bagian dari PBB) dibubarkan sebab tugas untuk memberikan bantuan pembangunan kembali negara Eropa telah dilaksanakan oleh European Reconstructions Plan atau yang dikenal dengan Marshall Plan.
Dampak secara keseluruhan dalam Perang Dunia II antara lain :
a.    Terbentuknya Pakta Pertahanan
Pakta pertahanan yang dibentuk Amerika Serikat antara lain :
·   South East Asia Treaty Organization (SEATO) didirikan pada tahun 1954 yang berpusat di Bangkok
·    Middle Eastein Treaty Organization (METO) didirikan pada tahun 1955 di Baghdad, sedangkan Rusia membentuk Pakta Warsawa pada tahun 1955 dan berpusat di Warsawa, Polandia
b.    Pecahnya Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur
c.    Pecahnya India menjadi India dan Pakistan
d. Indo Cina terpecah menjadi Laos, Kamboja, Vietnam Utara (Komunis) dan Vietnam Selatan (non komunis)
e.    Korea pecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan
f.     Berdirinya United Nation (PBB) pada tanggal 10 Januari 1946, organisasi ini berpusat di New York atas usulan Franklin Delano Roosevelt
 



BAB 3 PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Perang Dunia I (PD I) merupakan perang global terpusat di Eropa pada 28 Juli 1914-11 November 1918 yang bermula dari Semenanjung Balkan.  Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia I antara lain pertentangan antara negara di Eropa, politik mencari kawan (politik aliansi) dan perlombaan senjata.  Sedangkan sebab khusus terjadinya Perang Dunia I  antara lain terjadinya insiden Sarajevo yaitu terbunuhnya putra mahkota Austria Frans Ferdinand dan istrinya di Sarajevo (ibu kota Bosnia) oleh anggota Serbia Raya Gavrilo Principe tanggal 28 Juni 1914.  Amerika terlibat dalam Perang Dunia I dikarenakan kapal Amerika ditenggelamkan oleh Jerman, sehingga membuat Amerika turut andil dalam Perang Dunia I.
Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I yang terjadi pada 1 September 1939-2 September 1945.  Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II antara lain pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme, persekutuan mencari kawan, semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I, perlombaan senjata antar Negara, pertentangan antar negara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan, kegagalan Liga Bangsa-bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.  Sebab khusus Perang Dunia II antara lain di kawasan Asia Pasifik penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, di kawasan Eropa serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939.  Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II dikarenakan pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang pada tanggal 8 desember 1941 yang kemudian membawa Amerika kepada Perang Dunia ke II di daerah pasifik. 

 

DAFTAR PUSTAKA

1.             Sundoro,hadi 2012.sejarah amerika serikat .jember:jember university press
2.             Badan Penerangan Amerika Serikat Garis Besar Sejarah amerika
3.             Morris, Richard 1960. Revolusi Amerika. Jakarta: PT. Pustaka Rakyat Jakarta
4.             http://ridhorafif.wordpress.com/
5.             http://belajar.kemdiknas.go.id
6.             rangkuman-pelajaran.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar