Rabu, 11 Juni 2014

TUGAS AKHIR SEMESTER MATA KULIAH SEJARAH AMERIKA "PARTAI POLITIK DI AMERIKA"






 

 




Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Mata Kuliah Dr. Suranto, M.Pd




Oleh
Nuzulul Khoirunnisa’ (120210302103)
Kelas B




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014




BAB I PENDAHULUAN
           
1.1.       Latar Belakang
Partai politik sendiri mulai muncul pada abad ke 18 di Benua Eropa.  Partai politik tersebut dimulai awalnya dari sebuah kelompok penting di negara Inggris dan Prancis.  Kemudian memperoleh kemajuan sedikit demi sedikit dan tujuannya juga semakin meluas pula.  Pengertian partai politik sendiri berbeda-beda dari para ahli, tergantung kita menyimpulkannya bagaimana.
Partai politik dianggap sebagai salah satu atribut negara demokrasi modern ataupun merupakan sarana bagi warga negara (masyarakat umum) untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara.  Selain itu partai politik juga merupakan salah satu pra-syarat bagi suatu negara yang merdeka dan berdaulat sebagai salah satu sarana atau wadah menampung serta menyalurkan aspirasi rakyat kepada pemerintah negaranya.
Di Amerika Serikat, terdapat dua partai politik yaitu partai demokrat dan partai republik.  Sistem partai politik modern di Amerika Serikat adalah sistem dua partai yang didominasi oleh Partai Demokrat dan Partai Republik.  Kedua partai ini memenangi setiap Pemilihan Presiden Amerika Serikat sejak tahun 1852 dan mengendalikan Kongres Amerika Serikat paling sedikit sejak tahun 1856.  Beberapa partai ketiga dari waktu ke waktu menerima perwakilan yang relatif sedikit pada tataran nasional dan negara bagian.  Di antara dua partai besar, Partai Demokrat secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kiri di dalam politik Amerika dan mendukung prinsip liberalisme Amerika, sedangkan Partai Republik secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kanan dan mendukung prinsip konservatisme Amerika.
Hal ini tentunya berbalik dengan keadaan yang ada di Indonesia yang memiliki banyak partai politik.  Banyaknya partai politik tersebut tidak berpengaruh terhadap kemajuan bangsa Indonesia, sedangkan Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai politik saja rakyatnya sangat maju.  Dalam pembelajaran Sejarah Amerika ini, penulis dapat mengambil hikmah bagi Indonesia yaitu dengan keadaan politik Amerika Serikat yang hanya memiliki dua partai politik, tidak membuat kehidupan di Amerika Serikat memburuk.  Sedangkan Indonesia yang memiliki banyak sekali partai politik, kehidupannya tidak mengalami kenaikan.  Dengan keadaan tersebut saya ingin menarik sebuah masalah mengenai partai politik di Amerika Serikat dengan tujuan Indonesia dapat mengambil hikmah dan dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi perpolitikan Indonesia untuk lebih baik kedepannya.

1.2.       Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah sejarah perkembangan partai politik di Amerika Serikat?
1.2.2. Apakah definisi dari partai politik itu?
1.2.3. Apa saja fungsi dan peran dari partai politik?
1.2.4. Apa sajakah partai politik yang ada di Amerika Serikat?
1.2.5. Bagaimanakah refleksi partai di Amerika Serikat untuk Indonesia?

1.3.       Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan partai politik didunia
1.3.2. Untuk mengetahui definisi dari partai politik itu sendiri
1.3.3. Untuk mengetahui fungsi dan peran dari partai politik
1.3.4. Untuk mengetahui apa saja partai politik yang ada di Amerika Serikat
1.3.5. Untuk mengetahui refleksi partai di Amerika Serikat untuk Indonesia
 


BAB II PEMBAHASAN

2.1.   Sejarah Perkembangan Partai Politik di Amerika Serikat
Sekitar abad ke 18, negara-negara Eropa Barat mulai muncul gagasan bahwa dalam penyelenggaraan politik, rakyat haruslah diikut sertakan.  Bermula dari gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikut sertakan dalam proses politik, partai politik lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah.  Partai politik tersebut dimulai awalnya dari sebuah kelompok penting.  Pada akhir abad ke 18 an di negara Inggris dan Prancis kegiatan politik dipusatkan pada kelompok politik dalam parlemen yang bersifat elastis dan aristokrasi yang tujuannya mempertahankan kepentingan kaum bangsawan terhadap tuntutan-tuntutan raja.
Sistem partai seperti ini hanya mengutamakan kemenangan dalam pemilihan umum dan tidak terlalu aktif pada saat diluar pemilu.  Selain itu biasanya tidak ada pemungutan iuran dan disiplin yang ketat.  Partai semacam ini biasanya mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota yang terdiri dari berbagai kelompok politik dalam masyarakat dimana keikutsertaan mereka didasari atas adanya kesepakatan untuk memperjuangkan program tertentu.
Selanjutnya perkembangan partai didunia Barat melahirkan partai-partai yang dibentuk diluar parlemen yang biasa disebut dengan partai kader, partai ideologi atau partai asas dimana partai-partai ini bersandar pada suatu asas atau idologi tertentu seperti Sosialisme, Fasisme, Komunisme, Kristen Demokrat dan sebagainya.  Partai-partai ini mempunyai disiplin yang ketat dan mengikat dalam mempertahankan pandangan hidup yang digariskan dalam kebijakan pimpinan.
Pada masa menjelang Perang Dunia I timbul klasifikasi partai yang bertolak dari perbedaan ideologi dan ekonomi yaitu partai ”kiri” dan ’kanan”.  Pembagian ini berasal dari revolusi Prancis ketika parlemen mengadakan sidang pada tahun 1879.  Saat sidang berlangsung, para pendukung raja dan struktur tradisional duduk sebelah kanan panggung ketua.  Pada sebelah kiri, diisi oleh mereka yang menginginkan perubahan dan reformasi.
Menjelang usai Perang Dunia II, timbul kecenderungan di negara-negara Barat untuk tidak lagi membedakan antara berbagai jenis partai (Kiri dan Kanan) karena menyebabkan adanya keinginan pada partai-partai untuk menjadi partai besar dan menang dalam pemilihan umum.  Tujuan partai itu adalah memperluas dukungan pemilih (electoral base) dengan cara mengendorkan sikap doktrinerm kaku, ekslusif menjadi fleksibel dan inklusif.
Perkembangan selanjutnya ialah timbulnya partai modern yang menurut Otto Kircheimer disebut catch-all party yaitu partai yang ingin menghimpun semaksimal mungkin dukungan dari berbagai macam masyarakat dan dengan sendirinya.  Lebih inklusif ini mencerminkan perubahan dalam keadaan politik dan sosial, terutama dengan kemajuan teknologi dan dampak dari televisi.  Ciri khasnya terorganisasi secara profesional dengan staf yang bekerja penuh waktu dan memperjuangkan kepentingan umum.
Partai politik di Amerika pada awal kemunculannya kurang mendapatkan simpati dari pejabat pemerintah Amerika.  George Washington bahkan memandang partai politik sebagai kekuatan subversive dan berbahaya bagi kesatuan bangsa (Cipto 2003, 55).  George Washington sebagai presiden pertama Amerika, bukanlah seoarang anggota dari partai manapun dalam pemilihannya sebagai presiden.  Konstitusi Amerika sendiri juga tidak mengatakan apapun tentang partai politik ini.  Partai politik di awal kemunculannya timbul kontroversi tentang masa depan politik Amerika jika partai politik dibiarkan tumbuh subur, karena dikhawatirkan akan muncul konflik-konflik diantara partai politik.  Awal berdirinya partai politik di Amerika terdapat partai the Federalist yang dipimpin oleh Alexander Hamilton.  Partai inilah yang akan menjadi cikal-bakal Partai Republik.  Selain itu terdapat partai Democratic Republic yang dipimpin oleh Thomas Jefferson.  Partai Democratic Republic ini merupakan partai yang anti-federalist dan menjadi cikal bakal Partai Demokrat sekarang ini.
Partai-partai ini muncul dikarenakan adanya perbedaan persepsi mereka tentang sistem pemerintahan Amerika (Cipto 2003, 56).  Hamilton sangat khawatir bahwa gerakan Jefferson yang sangat pro-kepentingan rakyat ini akhirnya akan menghancurkan bentuk pemerintahan nasional yang sedang berkembang berorientasi kepada industri.  Sebaliknya Jefferson menuduh Hamilton sangat Monarkis juga khawatir jika kelakuan Hamilton akan menghancurkan prinsip federalisme dan pemerintahan terbatas dan kurang memperhatikan kepentingan kelas bawah.  Selain itu isu lain yang membelah kedua partai ini adalah kepentingan ekonomi mereka yang cenderung berbeda (Cipto 2003, 56).  Kebijaksanaan Hamilton sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahan presiden Washington lebih menguntungkan kalangan industri.  Sebaliknya kebijakan Hamilton tersebut tidak memperhatikan kepentingan petani yang kala itu menjadi bidang utama yang menumbuhkan kepentingan partai pimpinan Jefferson (Cipto 2003, 56).

2.2.   Definisi Partai Politik
Partai politik pada awalnya dibentuk atas dasar keinginan untuk menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang mempunyai visi dan misi yang sama, sehingga pikiran dan orientasi mereka dapat dikonsolidasikan.
Berangkat dari hal tersebut, dapat diuraikan bahwa partai politik merupakan kelompok terorganisir, dimana anggota-anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita tersebut dengan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik.
Bebrapa pendapat para ahli mengenai partai politik antara lain :
a.    Geovanni Sartori
Partai Politik adalah suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu mampu menempatkan calon-calonnya untuk menduduki jabatan-jabatan politik.  (A party is any political group that present at elections, and is capable of placing through elections candidates for public office) (G. Sartori, Parties ang Party system. Hlm : 63).
b.    Edmund Burken
Partai politik adalah sekelompok manusia yang secara bersama-sama menyetujui prinsip-prinsip tertentu untuk mengabdi dan melindungi kepentingan nasional.  (A political party is a group of men who had agreed upon a principal by which the nasional interest might be served).
c.    Roger H. Saltau
Partai politik merupakan sekelompok warga negara yang sedikit banyak diorganisir secara ketat yang bertindak sebagai satu kesatuan politik dan yang bertujuan menguasai pemerintahan serta melaksanakan kebijakkan mereka.  (A political party is a group of citizen more or less organized, who act as a political unit and who, by the use of their voting power, aim to control the government and carry out their general politicos).
d.   Carl J. Friedrich
Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materiil.  (A poitical party is a group of human beings, stably organized with the objective of securing or montaining for its leader the control of a government, with the further objective of giving to members or the party, through such control idea and material benefits and advantages).
e.    Sigmund Neuman
Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.  (A political party is the articulate organization of society’s active political agents; those who are concerned with the control of governmental polity power, and who compete for popular support with other group or groups holding divergent views).

2.3.   Fungsi dan Peran Partai Politik
Fungsi partai politik akan berbeda ditiap-tiap negara, baik negara demokrasi, negara otoriter maupun negara berkembang.
Fungsi partai politik di negara demokrasi antara lain :
a.    Sebagai sarana komunikasi politik
Partai politik bertugas menjadi perantara antara masyarakat dan pemerintah baik dalam penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah ataupun menyebar luaskan kebijakan pemerintah.
b.    Sebagai sarana sosialisasi politik
Partai politik dapat membudayakan politik (mensosialisasikan politik) ditengah masyarakat sehingga nantinya budaya politik ini akan terus menerus disampaikan hingga generasi berikutnya.
c.    Sebagai sarana rekruitmen politik
Partai politik berusaha untuk menarik masyarakat sebanyak-banyaknya baik untuk dilatih sebagai calon pemimpin ataupun sebagai anggota biasa.  Rekruitmen dapat dilakukan dengan cara kontak pribadi, persuasi dan sebagainya.
d.   Sebagai sarana pengatur konflik
Partai politik dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul ditengah masyarakat juga dapat menjadi penengah antara sesama masyarakat maupun pemerintah.
Fungsi partai politik di negara otoriter antara lain :
Menurut paham komunis, sifat dan tujuan partai politik bergantung pada situasi apakah partai komunis berkuasa dan dimana negara tersebut berkuasa.  Tujuan dari partai komunis adalah membawa masyarakat yang modern dengan ideologi komunis dan partai berfungsi sebagai pelopor revolusioner untuk mencapai tujuan tersebut.  Fungsi partai komunis sebagai sarana komunikasi politik ialah menyalurkan informasi yang menunjang usaha pimpinan partai.
Fungsi sebagai sarana sosialisasi politik ialah melakukan pembinaan warga negara kearah kehidupannya dan cara berfikir yang sesuai dengan pola yang ditentukan oleh partai.  Sebagai sarana rekruitmen politik adalah mengutamakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mengabdi kepada partai.
Fungsi partai politik di negara berkembang antara lain :
Pada dasarnya partai politik di negara berkembang diharapkan mampu untuk menjalankan fungsi partai sebagaimana yang dilaksanakan dinegara yang sudah mapan kehidupan politiknya.  Namun kenyataannya partai politik dinegara berkembang dihadapkan pada permasalahan yang sangat berat dan sering kali harapan yang ditujukan dan beban yang ditanggung oleh partai politik terlalu tinggi disebakan faktor kemiskinan dan ketidakstabilan.
Seringkali partai politik dinegara bekembang kurang menjalankan fungsinya untuk menjembatani antara pemerintah dan masyarakat, dikarenakan adanya kesenjangan status sosial yang terlampu jauh.  Bahkan pertikaian pun sering kali terjadi akibat ketidak mampuan dari partai politik menyampaikan pengertian kepada masyarakat dan ketidak mampuan untuk meredam gejala konflik tersebut.  Sehingga dinegara berkembang, partai politik lebih banyak diharapkan perannya untuk mengembangkan integrasi nasional dan identitas nasional, namun peran serta partai politik seperti roda perpolitikan tidak ditinggalkan.
Tentunya partai itu sendiri memiliki peranan dan fungsi tertentu dalam sistem politik Amerika Serikat.  Partai tentunya berfungsi untuk merekrut kandidat baik untuk lokal, negara bagian dan national offices.  Partai juga berfungsi untuk melatih dan membantu para kandidat dalam berbagai macam kampanye, partai mendapatkan dan menggunakan dana kampanye.  Selain itu partai juga membantu menarik pemilih untuk memilih kandidat melalui organisasi sukarelawan rakyat, bank telpon, dll.  Partai juga memudahkan atau menyederhanakan pemilu (Melusky 2000, 98).  Fungsi lainnya yakni sebagai suatu grup mereka berusaha untuk berpartisipasi dan mempengaruhi jalannya pemerintahan, dengan kandidat anggota terpilih yang mempunyai posisi di pemerintahan.  Partai politik ini juga berfungsi untuk membentuk dan mempengaruhi opini public, tujuannya agar public mendukung serta memberikan vote pada partai tersebut.  Di bidang legislative partai juga mempunyai fungsi yakni sebagai partai mayoritas atau minoritas, anggota memberikan vote berdasarkan kepentingan partai.  Partai juga turut mempengaruhi keputusan hukum, hal ini berkaitan dengan posisi, apabila hakim tersebut adalah seorang democrat, maka ia akan berpikiran dengan cara democrat, sebaliknya apabila hakim tersebut seorang republic, maka ia akan berpikiran dengan cara republik.
Selain fungsi, partai juga mempunyai peran yakni diantaranya mencapai kekuatan politik di pemerintahan, biasanya melalui kampanye pemilihan berusaha untuk mencari basis pendukung dengan penyampaian ide-ide mereka.  Partai tentunya memiliki suatu ideology dan visi yang berbeda-beda namun tidak tertutup kemungkinan partai tersebut berkoalisi dengan partai lainnya.  Partai juga berperan sebagai wadah bagi orang-orang yang memiliki interest terhadap dunia politik dan ingin berpartisipasi dalam mewujudkan kesamaan kepentingan mereka. Selain dua partai besar yang menguasai Amerika yakni democrat dan republic, ada pula suatu partai yang disebut sebagai “third party”.  Partai ketiga ini berfungsi sebagai wadah bagi orang-orang yang memiliki visi lain diluar republic dan democrat.  Partai ketiga ini cenderung mengambil simpati orang-orang dengan mengangkat suatu isu yang spesifik misalnya tentang lingkungan yang diusung oleh Green Party.  Partai ketiga ini juga memiliki kedudukan di kongres, dua partai besar yakni republic dan democrat biasanya membentuk aliansi dengan para pendukung partai ketiga agar dua partai besar ini mendapatkan suara dari partai ketiga.

2.4.    Partai Politik yang Ada di Amerika Serikat
Sampai sekarang Amerika masih memiliki sistem dua partai (two-party system), yakni partai Republik dan Demokrat.  Sejak tahun 1852, kedua partai ini menguasai dan memenangi pemilihan Presiden Amerika Serikat dan sejak tahun 1856 kedua partai ini juga mengendalikan kongres Amerika Serikat.  Kedua partai ini tentunya memiliki pendukungan masing-masing. Seperti partai republik yang cederung di dukung oleh kalangan kulit putih dan demokrat cenderung di dukung oleh kalangan kulit hitam.  Partai Demokrat memposisikan dirinya sebagai “sayap kiri” yang berasaskan prinsip liberalisme, sedangkan dari kubu Republik memposisikan dirinya sebagai “sayap kanan” yang bersifat konservatis.   
Partai Demokrat Amerika Serikat (Democratic Party) adalah salah satu dari dua partai politik besar di Amerika Serikat.  Partai Demokrat berhaluan tengah kiri atau demokrat sosial meski kebijakan-kebijakannya tidak terlalu kiri dibandingkan dengan partai-partai buruh atau demokratis sosial di negara-negara lainnya.  Di Amerika Serikat sendiri, partai ini dikenal sebagai partai yang lebih "liberal", meski liberalisme ini merujuk kepada maknanya di Amerika Serikat.
Partai Republik sering disingkat dengan GOP (Grand Old Party) yang berarti Partai Tua Besar.  GOP adalah partai yang lebih konservatif di antara kedua partai besar.  Partai yang didirikan di Ripon Wisconsin pada 30 Maret 1854 sebagai sebuah partai yang melawan perbudakan dalam wilayah baru.  Partai ini berbeda dengan Partai Demokratik-Republik dan Partai Nasional Republik.
Konvensi pertama Partai Republik diadakan pada 6 Juli 1854 di Jackson, Michigan.  Banyak dari kebijakan awalnya terinspirasi dari Partai Whig.  Banyak dari anggota awalnya berasal dari Partai Tanah Bebas (Free Soil Party) dan Partai Amerika.  Sejak didirikan, oposisi utamanya adalah Partai Demokrat.  Simbol resmi Partai Republik adalah gajah.  Meski gajah telah sering dikaitkan dengan partai tersebut, sebuah kartun politik karya Thomas Nast yang diterbitkan di Harper's Weekly pada 7 November 1874 dianggap penggunaan penting pertama simbol tersebut.
Perbedaan Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat antara lain :
a. Republik selalu melindungi kepentingan para kapitalis dengan cara menurunkan pajak pendapatan, menghapuskan pajak, menghapuskan peraturan pemerintah yang mengontrol kegiatan para kapitalis dan partai Republik ini senang apabila pemerintah Amerika bangkrut sehingga tergantung kepada para kapitalis.
Itulah sebabnya, setiap presiden Amerika dari partai Republik selalu berusaha merusak kas negara melalui pengurangan pajak, sehingga pemerintah tidak punya budget untuk melakukan kegiatan.
Contohnya presiden Bush yang selalu minta budget tambahan untuk perang di Irak. Biasanya kalo parta Republik yang berkuasa, maka Amerika selalu kalah perang diluar negeri sehingga butuh budget tambahan.
b. Sebaliknya jika presiden Amerika dipegang partai Demokrat, maka pemerintah selalu berusaha menambah jumlah aturan, memberi bantuan kepada orang miskin, sekolah gratis, semua pengangguran mendapatkan macam jaminan, dan meskipun kesemuanya ini membutuhkan dana, namun dananya didapatkan dari menaikan tarikan pajak dari masyarakat terutama tentunya orang kaya.
c.      Republik itu mewakili para kapitalis, Demokrat mewakili Sosialis atau Komunis.  Disinilah keunikan Amerika, meskipun merupakan negara kapitalis, tapi system yang berjalan adalah keduanya yang diadu dalam persaingan merebut voting masyaratnya yang selalu dinamik atau bisa berubah pandang setiap saat.
d.  Bagi luar negeri atau bagi negara lain diluar Amerika, maka kalo McCain dari partai Republik terpilih, maka negara diluar Amerika jadi makmur dan Amerika jadi melarat. Sebaliknya apabila Obama dari partai Demokrat terpilih, maka kondisi dalam negeri Amerika akan membaik sebaliknya negara diluar Amerika akan terjerumus dalam krisis ekonomi.

2.5.   Refleksi Partai di Amerika Serikat Untuk Indonesia
Sistem dwi-partai yang dijalankan Amerika Serikat terlihat lebih kondusif untuk terpeliharanya stabilitas antara partai pemerintah dan partai oposisi, akan tetapi di sisi lain sistem dwi-partai ternyata dapat mempertajam perbedaan pandangan antara kedua belah pihak, karena tidak ada kelompok ditengah-tengah yang dapat meredakan suasana politik dan cenderung menghambat pertumbuhan partai kecil, sehingga dengan demikian memperkokoh sistem dwi-partai.
Selanjutnya, partai politik di Amerika Serikat juga tidak dapat dilepaskan dari fungsi dan perannya. Sebagai partai politik yang berada dalam suatu negara modern, baik partai Demokrat dan partai Republik memiliki beberapa fungsi, di antaranya: a) Sebagai sarana komunikasi politik yaitu perantara dalam menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengkaitkanya dengan aksi poltik di dalam masyarakat politik lebih luas;  b) Sebagai rekrutmen politik, merekrut kandidat baik untuk lokal, negara bagian dan national offices; c) Sebagai sarana sosialisasi politik, yaitu menciptakan citra (image) bahwa baik partai demokrat dan partai republik memperjuangkan kepentingan umum masyarakat; d) Sebagai sarana pengatur konflik (Conflict Management), yaitu sebagai suatu grup yang berusaha untuk berpartisipasi dan mempengaruhi jalannya pemerintahan, dengan kandidat anggota terpilih yang mempunyai posisi di pemerintahan.  Partai politik ini juga berfungsi untuk membentuk dan mempengaruhi opini publik, tujuannya agar publik mendukung serta memberikan vote pada partai tersebut.
Sedangkan dalam konteks peran partai politik di Amerika Serikat pada dasarnya adalah untuk mencapai kekuatan politik di pemerintahan, salah satunya melalui kampanye pemilihan yang berusaha mencari basis pendukung melalui penyampaian ide dan visi yang berbeda, namun tidak menutup kemungkinan suatu partai berkoalisi dengan partai lainnya.  Partai juga berperan sebagai wadah bagi orang-orang yang memiliki interest terhadap dunia politik dan ingin berpartisipasi dalam mewujudkan kesamaan kepentingan mereka. Selain dua partai besar yang menguasai Amerika yakni demokrat dan Republik, ada pula suatu partai yang disebut sebagai “third party” yang berfungsi sebagai wadah bagi orang-orang yang memiliki visi lain diluar Republik dan Demokrat.  Partai ketiga ini juga memiliki kedudukan di kongres dan cenderung mengambil simpati orang-orang dengan mengangkat suatu isu yang spesifik misalnya tentang lingkungan yang diusung oleh Green Party dan biasanya membentuk aliansi dengan para pendukung partai besar seperti partai Demokrat atau partai Republik.
Amerika Serikat dengan dua partai besarnya yakni Demokrat dan Republik dengan segala perbedaannya tetap memiliki suatu peran dan fungsi yang sama yakni bagaimana mewujudkan Amerika agar memiliki situasi yang stabil melalui pengaruh partai mereka terhadap sistem pemerintahan yang salah satunya melalui kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat yang juga bergantung pada partai penguasa pemerintahan.
Nampaknya, terdapat beberapa poin penting yang dapat dijadikan pelajaran berkaitan dengan partai politik Amerika bagi Indonesia, di antaranya fungsi partai politik Amerika Serikat itu sendiri, transparansi dan tentunya partisipasi masyarakat sebagai aspek penting dalam mendukung kinerja partai politik.
Dalam hal fungsi dan peran partai politik.  Di negara berkembang termasuk Indonesia fungsi yang agak sukar dilaksanakan adalah sebagai jembatan antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.  Golongan yang memerintah banyak mencangkup orang kaya, sedangkan golongan yang “diperintah” banyak mencangkup orang miskin.  Dengan demikian, jurang di antara kedua belah pihak sukar dijembatani.  Selain itu, berbeda halnya dengan partai politik Amerika Serikat yang cukup konsisten terhadap program partai pada saat kampanye, partai politik di Indonesia sering tidak mampu menengahi pertikaian dalam masyarakat dan persaingan antar partai sering memperuncing situasi konflik, dan malahan menimbulkan pertikaian baru, seperti halnya korupsi, dinasti politik dalam partai yang dapat mengalihkan perhatian, jauh dari usaha mengatasi kemiskinan dan masalah-masalah pembangunan lainnya dalam masyarakat negara berkembang.  Sehingga lemahnya peran dan fungsi partai politik di negara berkembang, termasuk Indonesia ini kerap kali dimanfaatkan oleh elit politik lain seperti halnya militer, sebagaimana kasus Indonesia yang dikuasai rezim otoriter militer Jendral Soherto pada masa orde baru juga politik Thailand yang selalu diwarnai oleh kudeta militer, yang salah satu penyebabnya adalah akibat lemahnya peran dan fungsi partai politik di negara tersebut.
Hal selanjutnya yang dapat menjadi pembelajaran dari partai politik Amerika Serikat adalah transparansi, khususnya tranparansi dana kampanye untuk pemilu.  Sebagai contoh adalah transparansi dana kampanye bagi kandidat pada saat pemilihan Presiden Amerika Serikat beberapa waktu silam, yang mana setiap kandidat harus mengupayakan dana kampanye dan melakukan tidak secara langsung, melainkan melalui komite politik yang harus dibentuk oleh masing-masing kandidat.  Komite politik ini yang mencari kontribusi dana dari rakyat pada umumnya.  Dengan ada batasan dalam memberikan bantuan dana ini, terutama jumlah kontribusi yang diberikan oleh warga dan hal menarik adalah adanya aturan penyingkapan jumlah dana yang amat ketat, sehingga setiap warga dapat melihat sendiri siapa saja dan berapa jumlah dana yang disumbangkan melalui internet.  Pemilu lalu, Presiden Obama berhasil mengumpulkan dana yang besar dari bantuan individu.  Jadi sebagian besar dana tersebut berasal dari bantuan individu warga, yang bisa disalurkan melalui internet.  Serta, Ada banyak kelompok yang mengawasi bantuan ini.  Pertama ada pengawasan dari Komisi Pemilihan Federal, komisi ini mengharuskan semua bantuan dana kampanye harus diumumkan secara publik.  Bila tidak, setiap kandidat akan melanggar hukum, dan bila memang melanggar aturan bisa diproses secara hukum.
Transparansi dalam dana kampanye juga diperkuat dengan Disclose Act yang merupakan pakta protokol yang membolehkan pembentukan aksi politik untuk mendukung isu apapun, seperti lingkungan ataupun isu hukum.  Jadi, berdasarkan Disclose Act tidak bisa berlaku pada dukungan kepada kandidat, melainkan isu yang tengah dibawa oleh komite aksi politik.  Meskipun belum diloloskan.Disclose Act merupakan bentuk keharusan dari komite aksi politik ini melakukan transparansi.
Aspek transparansi dana kampnaye untuk pemilihan umum ini dinilai penting bagi Indonesia, karena sebentar lagi Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi yaitu pemilihan umum presiden dan calon legislatif pada bulan April 2014 mendatang.  Indonesia sendiri dalam hal transparansi dana kampanye yang dilakukan partai politik masih perlu perbaikan, seperti halnya transparansi dalam pelaporan dana kampanye sejak awal hanya dapat terpantau pada saat penyerahan saja, tetapi tidak masuk saat masa-masa konsultasi dan rekening khusus dana kampanye pun harus dipublikasikan, tapi tampaknya aturan tentang publikasi tersebut tidak diimplementasikan oleh partai politik di Indonesia.
Hal lain yang dapat menjadi pelajaran bagi partai politik Indonesia adalah perhatinnya terhadap partisipasi dan opini public, karena dalam konteks relasi antara partai politik dan masyarakat Amerika Serikat sangat diperhatikan.  Di Amerika Serikat, publik sangat berpartisipasi dalam kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah mereka.  Kedua partai sepakat untuk tidak menurunkan pasukan militer AS di Suriah adalah karena opini publik masyarakat Amerika Serikat yang tidak terlalu mendukung opsi kebijakan tersebut sehingga pada akhirnya tidak jadi dilakukan.  Dalam situasi masyarakat Amerika Serikat yang memiliki tingkat partisipasi politik yang sangat tinggi, memang sulit untuk meyakinkan publik, oleh karena itu opini publik sangat berpengaruh bagi penentuan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah.

  

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Partai politik di Amerika Serikat memiliki beberapa peran dan fungsi.  Dengan adanya peran dan fungsi tersebut diharapkan partai politik mampu menjalankannya sehingga akan terbentuk situasi politik yang kondusif dan segala kegiatan di Kongres berjalan dengan semestinya.  Partai politik juga turut mempengaruhi jalannya pemerintahan. Selain mempunyai peran dan fungsi, tentunya partai politik tersebut juga memiliki tanggung jawab yakni menjunjung nilai demokratis dalam dunia perpolitikan Amerika.  Utamanya, partai politik sebagai suatu wadah mampu untuk menampung ide-ide baik dari anggota maupun masyarakat dan berusaha untuk mewujudkannya.  Amerika Serikat dengan dua partai besarnya yakni Demokrat dan Republik dengan segala perbedaannya tetap memiliki suatu peran dan fungsi yang sama yakni bagaimana mewujudkan Amerika agar memiliki situasi yang stabil melalui pengaruh partai mereka terhadap sistem pemerintahan dengan segala konflik yang ada.
Peran dan fungsi partai politik dan upaya-upaya lainnya yang diimplementasikan sebagai upaya menciptakan partai politik lebih profesional dan berkualitas di Amerika Serikat dapat menjadi bahan pembelajaran bagi partai politik Indonesia. Akan tetapi implementasi peran dan fungsi partai politik saja tidak cukup, sehingga perlu adanya sinergi antara partai politik dan masyarakat. Sehingga dapat tercipta hubungan yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) yang diharapkan dapat menciptakan wajah perpolitikan Indonesia menjadi lebih baik.  Amerika Serikat hanya memiliki dua partai yaitu partai democrat dan partai republic.

 
DAFTAR PUSTAKA

1.             Cipto, Bambang. 2003. Politik dan Pemerintahan Amerika . Yogyakarta: Lingkaran Buku, pp. 
2.             Mas’oed Mohtar & Colin MacAndrew, 2008, Perbandingan System Politik, Yogyakarta: UGM press
4.          http://alpiadiprawiraningrat.blogspot.com/2014/03/peran-dan-fungsi-partai-politik-amerika.html